Isak Tangis Sambut Empat Jenasah Korban Penembakan Puncak
pada tanggal
Thursday, March 17, 2016
SAPA (JAYAPURA) - Isak tangis keluarga nampak mewarnai kedatangan empat jenasah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di kampung Angengeng, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, di RS Bhayangkara Kotaraja, Kota Jayapura, Rabu (16/3).
Keempat jenasah yang diangkut didalam empat mobil jenasah itu setibanya di RS Bhayangkara jenasah langsung dibawah ke kamar jenasah.
Ny Yuli Rita, istri dari Anis Marampak, nampak terus menangis. Sementara ketiga anaknya terus didampingi keluarga dan rekan-rekan kantor dari Yuli Rita yang bekerja sebagai PNS di Bekang Kodam XVII Cenderawasih.
Anastasia Aprilia (9 th), putri kedua Anis Marampak mengaku tidak ada mimpi atau tanda-tanda bapaknya akan meninggal.
“Tidak ada mimpi sebelum bapak meninggal,” aku Tasya, murid kelas IV SD Persit KCK XVII Cenderawasih, Kota Jayapura.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr Ramon secara terpisah mengatakan, pihaknya melakukan otopsi secara bergantian terhadap keempat korban, karena RS Bhayangkara hanya memiliki dua tempat tidur untuk otopsi.
“Ada dua tenaga dokter yang disiapkan salah satunya ahli forensik yang akan melakukan otopsi dibantu tenaga perawat,” jelas Kombes dr Ramon.
Keempat karyawan PT.Modern yang tewas dalam penyerangan kelompok bersenjata yakni Anis, Andi, Daud dan David. Sedangkan yang selamat yakni Matius, karena pada saat insiden itu terjadi, dirinya sedang mengisi BBM, dan lokasinya berjauhan dengan penggerjakan pembangunan jalan yang menghubungkan Sinak (Kabupaten Puncak) dan Mulia (Kabupaten Puncak Jaya).
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw menjelaskan, penyerangan yang dilakukan KKB selain mengunakan senjata api, juga menggunakan senjata tajam sehingga menyebabkan mereka mengalami luka parah. Selain menewaskan empat korban, KKB juga membakar dua alat berat milik PT Modern yakni buldoser dan ekscavator.
Untuk mengevakuasi para korban dari Distik Sinak ke Jayapura, dua pesawat dikerahkan. Evakuasi yang akan dilakukan dari Sinak itu menggunakan pesawat milik Trigana Air dan Enggang.
Sementara empat jenazah korban akan dimakamkan di kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan dan Depapre, Kabupaten Jayapura.
Ada pun yang akan dikirim ke Toraja yakni Anis. Sedangkan tiga karyawan lainnya yakni Andi, Daud dan David akan dimakamkan di Depapre.
“Jenazah korban akan dievakuasi ke Toraja dan Depapre,” kata Pimpinan PT.Jayapura Pasifik Permai, salah satu anak perusahaan Modern Group Budi di Jayapura.
Sementara itu, di Timika Legislator Mimika Mathius Uwe sangat menyayangkan peristiwa penembakan itu.
“Inikan nyawa orang yang tidak berdosa, tidak bersalah, namun jadi sasaran sehingga menjadi korban, makanya kami sangat menyayangkan, inikan sudah pelanggaran HAM. Kalau bicara HAM itu berarti semua orang yang punya hak untuk hidup, siapapun dia mempunyai hak untuk hidup, dan HAM itu harus dijunjung tinggi,” tegas Mathius Uwe Yanengga di gedung DPRD Mimika, Rabu (16/3).
Pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Papua diminta mengusut tuntas peristiwa penembakan ini, selain merupakan pelanggaran HAM berat, para korban merupakan warga sipil yang pada saat itu sedang bekerja untuk membangun Papua, dalam hal ini sedang mengerjakan pembukaan akses tranportasi jalan guna terjadinya pembangunan di tanah Papua.
“Maka itu pihak aparat dari Polri harus mengusut tuntas aksi penembakan ini, dalam hal ini Kapolda berkoordinasi dengan pihak keamanan yang ada di Puncak atau di Sinak sana. Karena yang korban itu masyarakat sipil, dan ini suatu pelanggaran HAM yang terberat dan mereka dalam posisi sedang bekerja, sedang membangun. Kami sangat menyayangkan sekali dengan aksi penembakan ini,” jelasnya.
Di Papua, khususnya didaerah-daerah terpencil, hingga saat ini masih sering terjadi gejolak, salah satunya penembakan oleh KKB yang menyerang warga sipil maupun aparat. Sehingga bagi warga sipil dalam hal ini perusahaan maupun kontraktor yang bekerja pada daerah diaggap rawan, perlu adanya pegawalan atau penjagaan oleh aparat. Sehingga dalam melaksanakan aktifitas pembangunan maka keamanan dapat dijaga.
“Kalau boleh saya katakan, gejolak didaerah-daerah terpencil masih ada, sehingga setiap perusahaan atau kontraktor yang mau mengerjakan pekerjaan merintis atau pembangunan jalan seperti itu, harus ada pengamanan baik dari aparat Kepolisian ataupun TNI, dan itu harus,” katanya.
Bahkan kepada aparat keamanan yang tidak luput menjadi korban penembakan oleh KKB, dihimbau untuk tetap waspada dan disiplin, guna menjalankan tugas negara untuk menjaga keamanan bagi diri sendiri terutama masyarakat.
“Aparat TNI dan Kepolisian juga manusia, apabila ada terjadi korban dari pihak Kepolisian maupun TNI, itu juga pelanggaran HAM. Jadi pelanggaran HAM bukan hanya masyarakat saja. Saya juga menghimbau aparat keamanan dapat menjaga keamanan serta disiplin dalam menjalankan tugas,” imbaunya. (Irsul/Saldi Hermanto/ant)
Keempat jenasah yang diangkut didalam empat mobil jenasah itu setibanya di RS Bhayangkara jenasah langsung dibawah ke kamar jenasah.
Ny Yuli Rita, istri dari Anis Marampak, nampak terus menangis. Sementara ketiga anaknya terus didampingi keluarga dan rekan-rekan kantor dari Yuli Rita yang bekerja sebagai PNS di Bekang Kodam XVII Cenderawasih.
Anastasia Aprilia (9 th), putri kedua Anis Marampak mengaku tidak ada mimpi atau tanda-tanda bapaknya akan meninggal.
“Tidak ada mimpi sebelum bapak meninggal,” aku Tasya, murid kelas IV SD Persit KCK XVII Cenderawasih, Kota Jayapura.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr Ramon secara terpisah mengatakan, pihaknya melakukan otopsi secara bergantian terhadap keempat korban, karena RS Bhayangkara hanya memiliki dua tempat tidur untuk otopsi.
“Ada dua tenaga dokter yang disiapkan salah satunya ahli forensik yang akan melakukan otopsi dibantu tenaga perawat,” jelas Kombes dr Ramon.
Keempat karyawan PT.Modern yang tewas dalam penyerangan kelompok bersenjata yakni Anis, Andi, Daud dan David. Sedangkan yang selamat yakni Matius, karena pada saat insiden itu terjadi, dirinya sedang mengisi BBM, dan lokasinya berjauhan dengan penggerjakan pembangunan jalan yang menghubungkan Sinak (Kabupaten Puncak) dan Mulia (Kabupaten Puncak Jaya).
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw menjelaskan, penyerangan yang dilakukan KKB selain mengunakan senjata api, juga menggunakan senjata tajam sehingga menyebabkan mereka mengalami luka parah. Selain menewaskan empat korban, KKB juga membakar dua alat berat milik PT Modern yakni buldoser dan ekscavator.
Untuk mengevakuasi para korban dari Distik Sinak ke Jayapura, dua pesawat dikerahkan. Evakuasi yang akan dilakukan dari Sinak itu menggunakan pesawat milik Trigana Air dan Enggang.
Sementara empat jenazah korban akan dimakamkan di kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan dan Depapre, Kabupaten Jayapura.
Ada pun yang akan dikirim ke Toraja yakni Anis. Sedangkan tiga karyawan lainnya yakni Andi, Daud dan David akan dimakamkan di Depapre.
“Jenazah korban akan dievakuasi ke Toraja dan Depapre,” kata Pimpinan PT.Jayapura Pasifik Permai, salah satu anak perusahaan Modern Group Budi di Jayapura.
Sementara itu, di Timika Legislator Mimika Mathius Uwe sangat menyayangkan peristiwa penembakan itu.
“Inikan nyawa orang yang tidak berdosa, tidak bersalah, namun jadi sasaran sehingga menjadi korban, makanya kami sangat menyayangkan, inikan sudah pelanggaran HAM. Kalau bicara HAM itu berarti semua orang yang punya hak untuk hidup, siapapun dia mempunyai hak untuk hidup, dan HAM itu harus dijunjung tinggi,” tegas Mathius Uwe Yanengga di gedung DPRD Mimika, Rabu (16/3).
Pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Papua diminta mengusut tuntas peristiwa penembakan ini, selain merupakan pelanggaran HAM berat, para korban merupakan warga sipil yang pada saat itu sedang bekerja untuk membangun Papua, dalam hal ini sedang mengerjakan pembukaan akses tranportasi jalan guna terjadinya pembangunan di tanah Papua.
“Maka itu pihak aparat dari Polri harus mengusut tuntas aksi penembakan ini, dalam hal ini Kapolda berkoordinasi dengan pihak keamanan yang ada di Puncak atau di Sinak sana. Karena yang korban itu masyarakat sipil, dan ini suatu pelanggaran HAM yang terberat dan mereka dalam posisi sedang bekerja, sedang membangun. Kami sangat menyayangkan sekali dengan aksi penembakan ini,” jelasnya.
Di Papua, khususnya didaerah-daerah terpencil, hingga saat ini masih sering terjadi gejolak, salah satunya penembakan oleh KKB yang menyerang warga sipil maupun aparat. Sehingga bagi warga sipil dalam hal ini perusahaan maupun kontraktor yang bekerja pada daerah diaggap rawan, perlu adanya pegawalan atau penjagaan oleh aparat. Sehingga dalam melaksanakan aktifitas pembangunan maka keamanan dapat dijaga.
“Kalau boleh saya katakan, gejolak didaerah-daerah terpencil masih ada, sehingga setiap perusahaan atau kontraktor yang mau mengerjakan pekerjaan merintis atau pembangunan jalan seperti itu, harus ada pengamanan baik dari aparat Kepolisian ataupun TNI, dan itu harus,” katanya.
Bahkan kepada aparat keamanan yang tidak luput menjadi korban penembakan oleh KKB, dihimbau untuk tetap waspada dan disiplin, guna menjalankan tugas negara untuk menjaga keamanan bagi diri sendiri terutama masyarakat.
“Aparat TNI dan Kepolisian juga manusia, apabila ada terjadi korban dari pihak Kepolisian maupun TNI, itu juga pelanggaran HAM. Jadi pelanggaran HAM bukan hanya masyarakat saja. Saya juga menghimbau aparat keamanan dapat menjaga keamanan serta disiplin dalam menjalankan tugas,” imbaunya. (Irsul/Saldi Hermanto/ant)