Festival Layang-Layang Meriahkan HUT Mimika dan Diikuti Seluruh SKPD
pada tanggal
Saturday, March 12, 2016
SAPA (TIMIKA) – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 15 Kabupaten Mimika pada 18 Maret mendatang, panitia HUT menggelar festival Layang-layang yang diikuti seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkup Pemkab Mimika, Jumat (11/3) di halaman Kantor Sentra Pemerintahan.
Fetival layang-layang ini mendapat penilaian oleh tim juri yang telah disiapkan panitia.
Ketua Panitia Layang-layang Laode Burhan mengatakan, keikutsertaan seluruh SKPD dalam festival layangan ini sesuai dengan instruksi Sekda Mimika, Ausilius You,S.Pd.,MM yang juga sebagai ketua panitia HUT.
“Festival layangan ini diikuti oleh semua SKPD karena sesuai dengan arahan dari Sekda yang mengharuskan semua SKPD turut serta dalam festifal layangan,” ujarnya.
Menurutnya, para pegawai cukup antusias mengikuti festival ini. Bahkan dari 100 layang-layang yang telah disiapkan panitia, semuanya terpakai habis.
“Minat dari semua pegawai untuk mengambil bagian dari festival ini lumayan banyak. Bahkan ada yang mencoba langsung menerbangkan layangannya di halaman kantor sebelum festival dimulia,” terangnya.
Ia menambahkan, panitia sengaja mengadakan festival layangan pada HUT Mimika tahun ini, karena pada tahun 2015 lalu kontingen Federasi Olahraga Masyarakat Nasional (Formas) Kabupaten Mimika berhasil meraih predikat layangan terbaik. Bahkan, pada Tafisa World Games di Jakarta nanti, Kabupaten Mimika akan mengikutinya.
Untuk itu, sebagai ketua panitia lomba Layang-layang, Laode berharap kedepannya Pemkab Mimika dapat menyelenggarakan satu perlombaan khusus untuk layang-layang yang dapat diikuti masyarakat luas.
“Saya barharap agar festival layangan ini terus diangkat dan digelar oleh pemerintah. Karena layangan ini adalah salah satu olahraga yang nantinya akan dipertandingkan dalam Tafisa Word Games di Jakarta Oktober nanti,” jelasnya.
Sementara itu, seorang pedagang layang-layang mengharapkan agar pemerintah perlu memasyarakatkan layang-layang. Sebab banyak masyarakat belum tahu apa gunanya layang-layang.
"Sebenarnya, layang-layang adalah salah satu olahraga hiburan. Tetapi sejauh ini masih banyak masyarakat belum memahami betul. Saya selalu menjual layang-layang di Timika Indah, samping Graha Eme Neme Yauware. Dan saya bisa masuk jualan di Sentra Pemerintah, karena mendapatkan anjuran dari panitia pelaksana kegiatan lomba layang-layang,"kata Imam kepada Salam Papua di Sentra Pemerintahan, Jumat (11/3).
Menurutnya, layang-layang yang dijual di buat dari rangkaian bambu, sayapnya kain parasut, dengan berbagai motif.
"Saya jualan di sini mulai jam 9 pagi. Dengan jumlah keseluruhan layang-layang seratus buah. Sudah terjual sekitar dua puluan. Dengan harga satu layang-layang Rp 100 ribu," ujar Imam.
Menurutnya, harga layang-layang yang dijualnya di Timika Indah maupun di Sentra Pemerintahan tidak berbeda. Untuk itu, ia berharap kedepannya Pemkab Mimika dapat memasyarakatkan olahraga layang-layang ini. (Indri Yani Pariury/ Ervi Ruban)
Fetival layang-layang ini mendapat penilaian oleh tim juri yang telah disiapkan panitia.
Ketua Panitia Layang-layang Laode Burhan mengatakan, keikutsertaan seluruh SKPD dalam festival layangan ini sesuai dengan instruksi Sekda Mimika, Ausilius You,S.Pd.,MM yang juga sebagai ketua panitia HUT.
“Festival layangan ini diikuti oleh semua SKPD karena sesuai dengan arahan dari Sekda yang mengharuskan semua SKPD turut serta dalam festifal layangan,” ujarnya.
Menurutnya, para pegawai cukup antusias mengikuti festival ini. Bahkan dari 100 layang-layang yang telah disiapkan panitia, semuanya terpakai habis.
“Minat dari semua pegawai untuk mengambil bagian dari festival ini lumayan banyak. Bahkan ada yang mencoba langsung menerbangkan layangannya di halaman kantor sebelum festival dimulia,” terangnya.
Ia menambahkan, panitia sengaja mengadakan festival layangan pada HUT Mimika tahun ini, karena pada tahun 2015 lalu kontingen Federasi Olahraga Masyarakat Nasional (Formas) Kabupaten Mimika berhasil meraih predikat layangan terbaik. Bahkan, pada Tafisa World Games di Jakarta nanti, Kabupaten Mimika akan mengikutinya.
Untuk itu, sebagai ketua panitia lomba Layang-layang, Laode berharap kedepannya Pemkab Mimika dapat menyelenggarakan satu perlombaan khusus untuk layang-layang yang dapat diikuti masyarakat luas.
“Saya barharap agar festival layangan ini terus diangkat dan digelar oleh pemerintah. Karena layangan ini adalah salah satu olahraga yang nantinya akan dipertandingkan dalam Tafisa Word Games di Jakarta Oktober nanti,” jelasnya.
Sementara itu, seorang pedagang layang-layang mengharapkan agar pemerintah perlu memasyarakatkan layang-layang. Sebab banyak masyarakat belum tahu apa gunanya layang-layang.
"Sebenarnya, layang-layang adalah salah satu olahraga hiburan. Tetapi sejauh ini masih banyak masyarakat belum memahami betul. Saya selalu menjual layang-layang di Timika Indah, samping Graha Eme Neme Yauware. Dan saya bisa masuk jualan di Sentra Pemerintah, karena mendapatkan anjuran dari panitia pelaksana kegiatan lomba layang-layang,"kata Imam kepada Salam Papua di Sentra Pemerintahan, Jumat (11/3).
Menurutnya, layang-layang yang dijual di buat dari rangkaian bambu, sayapnya kain parasut, dengan berbagai motif.
"Saya jualan di sini mulai jam 9 pagi. Dengan jumlah keseluruhan layang-layang seratus buah. Sudah terjual sekitar dua puluan. Dengan harga satu layang-layang Rp 100 ribu," ujar Imam.
Menurutnya, harga layang-layang yang dijualnya di Timika Indah maupun di Sentra Pemerintahan tidak berbeda. Untuk itu, ia berharap kedepannya Pemkab Mimika dapat memasyarakatkan olahraga layang-layang ini. (Indri Yani Pariury/ Ervi Ruban)