-->

Ciptaan Baru

DENGAN adanya sosial media saat ini (facebook, instagram, whatsapp dan twitter) orang gampang menyampaikan pendapat dan kritik pedas. Bahkan orang yang tanpa tahu apa yang terjadi pun dapat langsung memberi penilaian atau melakukan caci maki. Untuk mengatasi masalah  ini Kepolisian mengeluarkan  Surat Keputusan Kapolri tentang Hate Speech.

Pada masanya Rasul Paulus menghadapi pergumulan atau tantangan atas pandangan orang lain tentang kerasulannya. Dalam upaya meluruskan atau menjelaskan kerasulannya Rasul Paulus pun menerangkan akan profil dirinya, apologia (pembelaan diri), penekanan atas penderitaan, dan juga tekanannya mengenai perlunya kolekte.

Dalam 2 Korintus, Rasul Paulus pun menekankan akan penderitaan yang dialaminya (4:16-5:10) sebagai kesaksian pada kebenaran Injil, kekuatan Allah (10:1-13:10). Penderitaan yang dialaminya adalah sebagai bukti bahwa kerasulannya adalah sesuatu hal yang tak terbantahkan (4:16-5:10).  Di tengah-tengah penderitaan yang dihadapi oleh Rasul Paulus, Rasul Paulus sampai kepada pemahaman menerima sebagai konsekuensi pengikut Kristus dan hal itu akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan.

Oleh sebab itu Rasul Paulus mengatakan bahwa ia tidak berupaya mencari puji-pujian dari orang. Rasul Paulus pun mengingatkan kembali akan makna kematian Kristus adalah untuk keselamatan semua orang agar semuanya beroleh hidup. Dengan pemahaman hidup yang dari Tuhan maka sejatinya orang percaya bukan  hidup untuk dirinya tetapi hidup untuk Tuhan Yesus Kristus (2 Kor 5:15).

Rasul Paulus pun mengatakan bahwa menilai orang bukan berdasarkan atau menurut ukuran manusia. Artinya bahwa kita jangan begitu mudah menghakimi, menyatakan seseorang itu kudus, berdosa atau apa pun itu. Rasul Paulus pun mengatakan bahwa penilaian awalnya terhadap Yesus adalah berdasarkan ukuran manusia, namun dengan pengenalan akan kasih Tuhan tersebut maka ia tidak menilai Kristus dengan ukuran manusia.

Pengenalan Rasul Paulus kepada Kristus adalah di dalam Roh. Ini mengingatkan kita saat Rasul Paulus ditangkap Tuhan saat hendak membunuh murid-murid Kristus yang ada di Damaskus. Saat kebutaan itulah ia  mengenal Kristus di dalam Roh ( Kisah 9:1-19a).

Ayat 16 ini juga mangajak kita untuk merenungkan Roma  8:4-6 yang menekankan tentang bagaimana orang yang hidup di dalam roh  supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Dalam Roma ini disampaikan kepada kita bahwa keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Ayat 17:  jika kita mencoba memahami nas ini dengan logika maka akan sulit untuk mengerti  sebagaimana percakapan antara Nikodemus dengan Yesus dalam Injil Yohanes tentang lahir baru (Yohanes 3:1-21). Pada awalnya Nikodemus tidak dapat memahaminya karena ia mengandalkan pikirannya sehingga ia bertanya kepada Yesus, Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi? Demikian pula pernyataan Rasul Paulus ini tentang ciptaan baru. Secara kasat mata kita tidak berubah dari ciptaan lama ke ciptaan yang baru. Yang berubah adalah roh kita, pemahaman kita, pandangan hidup kita, pengenalan kita akan kasih Kristus.

Sebagaimana Rasul Paulus adalah menjadi ciptaan baru setelah ia ditangkap Kristus dan akhirnya ia meninggalkan pemahaman lama tentang Yesus dan ia mendapat pemahaman baru bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Tuhan yang menderita, mati dan bangkit demi keselamatan umat manusia. Dalam ayat 18 disampaikan kepada kita bahwa Kristus mendamaikan kita dengan Allah. Dan Dengan merenungkan hal ini terus menerus maka kita akan hidup di dalam takut akan Tuhan, kita akan hidup di dalam kasih, pengampunan dan saling membangun satu dengan yang lain.

Kita juga harus memahami serta menyadari bahwa kita ini adalah ciptaan baru. Yang artinya bahwa hidup kita ini telah dibaharui Kristus. Pembaharuan yang ada pada kita bukan karena usaha kita. Itu semata-mata adalah oleh karena anugerah Tuhan. Oleh sebab itu kita diajak oleh Tuhan untuk memberlakukan apa yang telah Tuhan berlakukan dalam hidup kita yaitu pengampunan. (Redaksi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel