8 Oktober Jadi HUT Kabupaten Mimika
pada tanggal
Monday, March 14, 2016
SAPA (TIMIKA) - Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE melakukan pertemuan dengan para tokoh pelaku dan saksi sejarah, Sabtu (12/3) untuk meluruskan sejarah lahirnya Kabupaten Mimika. Pertemuan itu menetapkan hari ulang tahun (HUT) Mimika pada tanggal 8 Oktober.
Pertemuan yang digelar di Rumah Negara tersebut dihadiri Bupati Eltinus Omaleng, Ketua DPRD Elminus B Mom, SE , Sekda Mimika Ausilius You, SPd, MM, seluruh kepala SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Mimika, mantan Bupati Mimika Titus O. Potereyauw, Athanasius Allo Rafra serta pelaku sejarah Yan Wamafma, Thomas Muda Batto dan Naroba.
Dalam pertemuan itu Bupati Mimika pertama Drs. Titus Potereyauw menceritakan kembali sejarah terbentuknya Kabupaten Mimika. Menurutnya, tahun 1996 ia merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi di Biak. Saat itu Gubernur Irian Jaya Yakob Patipi mencari seorang pejabat untuk memimpin Mimika.
Menurut Titus, dirinya kemudian dipanggil Gubernur Patipi saat itu dan diberi tugas dan kepercayaan menjadi Bupati Mimika. Ia menerima tanggung jawab tersebut dan bersedia kembali ke Timika untuk memimpin daerahnya sendiri walaupun yang diketahuinya Timika merupakan zona merah pada saat itu. "Waktu itu Mimika daerah merah. Gubernur cari orang Mimika untuk jadi bupati," ujar Titus.
Lanjut Titus, dirinya kemudian berangkat ke Jayapura dan tanggal 8 Oktober 1996 dilantik sebagai Bupati Mimika definitif. Menurut Titus saat itu dirinya dilantik bersama Bupati Paniai dan Puncak Jaya di Mandala oleh Mendagri pada masa itu.
Melengkapi penjelasan dari Titus Potereyauw, Yan Wamafma mengatakan, dirinya merupakan rekan kerja semasa di Kokonao (sebelum Timika) sehingga dirinya merasa bersyukur kepada Tuhan karena saat ini dirinya beserta tokoh sejarah Mimika lainnya bisa meluruskan kembali sejarah yang salah, sehingga generasi Mimika bisa mengetahui kejadian serta kondisi Mimika yang dulu seperti apa.
"Mari setelah ketahui proses sejarah yang sebenarnya kita luruskan dengan benar supaya masyarakat yang ada bisa mengetahui," tuturnya.
Sementara itu Allo Rafra yang merupakan Sekertaris Daerah (Sekda) Mimika pertama mengucurkan air mata saat menceritakan sejarah lahirnya Mimika. Dirinya bersyukur kepada Tuhan karena para pelaku dan saksi sejarah akhirnya bisa menyingkap tabir dari sejarah lahirnya Mimika.
"Selama ini saya berjuang untuk meluruskan sejarah Mimika. Namun hari ini baru kita bisa luruskan sejarah Mimika," ujar Allo.
Lanjut Allo, masih teringat jelas saat itu, pada saat Bupati Mimika pertama dilantik di Jayapura, atas kemauan sendiri ia berangkat dengan menggunakan uang pribadi untuk menyaksikan pelantikan Bupati Mimika Titus Potereyauw di Mandala. Usai dilantik iapun kembali ke Biak untuk melaksanakan dinas.
Namun tidak berselang beberapa lama, Gubernur Papua (Irian Jaya) melakukan perjalanan dinas dan melewati Biak, sehingga saat itu dirinya dipanggil oleh Gubernur Yakob Patipi dan menyuruhnya ke Mimika.
“Gubernur melewati Biak, saya dipanggil ke pesawat dan beliau minta saya untuk ke Mimika. Saya belum tahu tugas saya sebagai apa. Pak Gubernur sampaikan ke saya untuk membantu saudara-saudara di Mimika karena sagu dan sungai sudah tercemar. Saya cuma ingat pak Tom Beanal, ternyata banyak guru yang saya kenal dan kita tugas seperti biasa," jelas Allo.
Pada kesempatan tersebut Allo berterima kasih kepada Bupati Mimika EltinusOmaleng, SE yang mau melihat kembali sejarah Mimika yang sebenarnya, dan mau mendengarkan cerita hari jadinya Mimika.
"Saya jadi heran karena pejabat eselon dua pada saat ini mereka diam dan tidak berikan tanggapan. Apakah takut karena jabatan atau apa sampai tidak bisa bicara? Saya bersyukur karena Bupati Mimika saat ini mau mendengar cerita yang sebenarnya," jelasnya.
Sementara itu Tokoh Perempuan Mimika, Rose Kabes Namsa, mengatakan, apa yang telah diceritakan oleh ketiga tokoh tersebut itulah yang sebenarnya. "Apa yang mereka bilang itu benar," tegasnya.
Bupati Eltinus Omaleng usai mendengarkan penjelasan dari parah tokoh dan pelaku sejarah Mimika langsung menyimpulkan bahwa HUT Mimika jatuh pada setiap tanggal 8 Oktober, sehingga Pemkab Mimika akan disampaikan kepada DRPD Mimika untuk disahkan dan dilaksanakan.
Sementara itu Ketua DPRD Mimika Elminus B Mom, SE dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya telah mendengarkan cerita dan telah sepakat untuk menetapkan hari jadi Mimika pada tanggal 8 Oktober sehingga usia saat ini sudah mau menginjak 20 tahun.
“Kita sudah dengar semua. Kita akan tunggu surat dari Pemkab Mimika dan tinggal kita sahkan HUT Mimika tanggal 8 Oktober dan bukan 18 Maret,” ujar Elminus Mom. (Ricky Lodar)
Pertemuan yang digelar di Rumah Negara tersebut dihadiri Bupati Eltinus Omaleng, Ketua DPRD Elminus B Mom, SE , Sekda Mimika Ausilius You, SPd, MM, seluruh kepala SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Mimika, mantan Bupati Mimika Titus O. Potereyauw, Athanasius Allo Rafra serta pelaku sejarah Yan Wamafma, Thomas Muda Batto dan Naroba.
Dalam pertemuan itu Bupati Mimika pertama Drs. Titus Potereyauw menceritakan kembali sejarah terbentuknya Kabupaten Mimika. Menurutnya, tahun 1996 ia merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi di Biak. Saat itu Gubernur Irian Jaya Yakob Patipi mencari seorang pejabat untuk memimpin Mimika.
Menurut Titus, dirinya kemudian dipanggil Gubernur Patipi saat itu dan diberi tugas dan kepercayaan menjadi Bupati Mimika. Ia menerima tanggung jawab tersebut dan bersedia kembali ke Timika untuk memimpin daerahnya sendiri walaupun yang diketahuinya Timika merupakan zona merah pada saat itu. "Waktu itu Mimika daerah merah. Gubernur cari orang Mimika untuk jadi bupati," ujar Titus.
Lanjut Titus, dirinya kemudian berangkat ke Jayapura dan tanggal 8 Oktober 1996 dilantik sebagai Bupati Mimika definitif. Menurut Titus saat itu dirinya dilantik bersama Bupati Paniai dan Puncak Jaya di Mandala oleh Mendagri pada masa itu.
Melengkapi penjelasan dari Titus Potereyauw, Yan Wamafma mengatakan, dirinya merupakan rekan kerja semasa di Kokonao (sebelum Timika) sehingga dirinya merasa bersyukur kepada Tuhan karena saat ini dirinya beserta tokoh sejarah Mimika lainnya bisa meluruskan kembali sejarah yang salah, sehingga generasi Mimika bisa mengetahui kejadian serta kondisi Mimika yang dulu seperti apa.
"Mari setelah ketahui proses sejarah yang sebenarnya kita luruskan dengan benar supaya masyarakat yang ada bisa mengetahui," tuturnya.
Sementara itu Allo Rafra yang merupakan Sekertaris Daerah (Sekda) Mimika pertama mengucurkan air mata saat menceritakan sejarah lahirnya Mimika. Dirinya bersyukur kepada Tuhan karena para pelaku dan saksi sejarah akhirnya bisa menyingkap tabir dari sejarah lahirnya Mimika.
"Selama ini saya berjuang untuk meluruskan sejarah Mimika. Namun hari ini baru kita bisa luruskan sejarah Mimika," ujar Allo.
Lanjut Allo, masih teringat jelas saat itu, pada saat Bupati Mimika pertama dilantik di Jayapura, atas kemauan sendiri ia berangkat dengan menggunakan uang pribadi untuk menyaksikan pelantikan Bupati Mimika Titus Potereyauw di Mandala. Usai dilantik iapun kembali ke Biak untuk melaksanakan dinas.
Namun tidak berselang beberapa lama, Gubernur Papua (Irian Jaya) melakukan perjalanan dinas dan melewati Biak, sehingga saat itu dirinya dipanggil oleh Gubernur Yakob Patipi dan menyuruhnya ke Mimika.
“Gubernur melewati Biak, saya dipanggil ke pesawat dan beliau minta saya untuk ke Mimika. Saya belum tahu tugas saya sebagai apa. Pak Gubernur sampaikan ke saya untuk membantu saudara-saudara di Mimika karena sagu dan sungai sudah tercemar. Saya cuma ingat pak Tom Beanal, ternyata banyak guru yang saya kenal dan kita tugas seperti biasa," jelas Allo.
Pada kesempatan tersebut Allo berterima kasih kepada Bupati Mimika EltinusOmaleng, SE yang mau melihat kembali sejarah Mimika yang sebenarnya, dan mau mendengarkan cerita hari jadinya Mimika.
"Saya jadi heran karena pejabat eselon dua pada saat ini mereka diam dan tidak berikan tanggapan. Apakah takut karena jabatan atau apa sampai tidak bisa bicara? Saya bersyukur karena Bupati Mimika saat ini mau mendengar cerita yang sebenarnya," jelasnya.
Sementara itu Tokoh Perempuan Mimika, Rose Kabes Namsa, mengatakan, apa yang telah diceritakan oleh ketiga tokoh tersebut itulah yang sebenarnya. "Apa yang mereka bilang itu benar," tegasnya.
Bupati Eltinus Omaleng usai mendengarkan penjelasan dari parah tokoh dan pelaku sejarah Mimika langsung menyimpulkan bahwa HUT Mimika jatuh pada setiap tanggal 8 Oktober, sehingga Pemkab Mimika akan disampaikan kepada DRPD Mimika untuk disahkan dan dilaksanakan.
Sementara itu Ketua DPRD Mimika Elminus B Mom, SE dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya telah mendengarkan cerita dan telah sepakat untuk menetapkan hari jadi Mimika pada tanggal 8 Oktober sehingga usia saat ini sudah mau menginjak 20 tahun.
“Kita sudah dengar semua. Kita akan tunggu surat dari Pemkab Mimika dan tinggal kita sahkan HUT Mimika tanggal 8 Oktober dan bukan 18 Maret,” ujar Elminus Mom. (Ricky Lodar)