UMK PB Sulit Akses Kredit Perbankan
pada tanggal
Saturday, February 13, 2016
SAPA (MANOKWARI) - Pelaku Usaha Mikro dan Kecil di wilayah Provinsi Papua Barat masih kesulitan untuk mendapatkan kredit perbankan terkait pemenuhan syarat yang ditetapkan perbankan.
Kepala Unit Akses Keuangan dan UMKM, Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Yacob Leunufna di Manokwari, Jumat (12/2) mengatakan, masih banyak pelaku usaha di daerah itu yang dinilai perbankan belum layak untuk menerima kredit.
"Pelaku usaha kita belum bisa memenuhi persyaratan untuk mengambil kredit perbankan. Sehingga perlu pendampingan, supaya mereka mampu mengakses kredit dan mengembangkan usaha mereka,"kata dia.
Dia menyebutkan, Bank Indonesia, akan terus berupaya menghubungkan UMKM di daerah ini, kepada lembaga berbangkan untuk memperoleh bantuan kredit.
Pendampingan dilakukan BI melalui bantuan teknis perupa peralatan dan pelatihan, untuk meningkatkan kapabilitas serta eligibilitas melaku usaha.
Bank Indonesia, lanjut dia, berusaha, agar pelaku usaha memiliki kemampuan untuk mengelola usahanya, memiliki izin usaha yang diperlukan serta memiliki catatan terperinci menyangkut usaha dan keuangan mereka.
Menurut dia, beberapa hal tersebut merupakan prasyarat yang harus dipenuhi pelaku usaha. Setelah semua terpenuhi, perbankan selaku kreditur dapat menganalisa pelaku usaha yang mengajukan pinjaman.
"Bagi yang sudah fisible (layak), bisa mendapatkan kredit perbankan. Bagi yang belum fisible, akan terus kita lakukan pendampingan," ujarnya.
Dia menilai, pihak bank tidak bisa serta merta mengucurkan bantuan kredit kepada debitur atau pelaku usaha yang tidak fisible. Bank akan memperhitungkan, pemanfaatan serta kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangan untuk mengembangkan usaha.
Menyangkut program tersebut, Bank Indonesia, Jumat menggelar Training Of Trainer ( TOT) bagi kaum perempuan dilingkungan persekutuan wanita gereja klasis Manokwari.
Pantauan Antara, puluhan anggota persekutuan wanita gereja turut serta dalam kegiatan itu. Pada pelatihan tersebut, peserta mendapat sosialisasi penggunaan sistem pencatatan keuangan melalui aplikasi Gatged.
Menurut Yacob, aplikasi ini merupakan cara praktis untuk membuat laporan keuangan atas usaha yang dilaksanakan. Selain itu, aplikasi ini mempermudah pemenuhan syarat pengambilan kredit.
"Aplikasinya mudah digunakan, bisa diunduh di Handpone Android. Di dalamnya daftar Penjualan, penerimaan serta pengeluaran, yang bisa diisi dengan mudah," katanya.(Ant)
Kepala Unit Akses Keuangan dan UMKM, Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Yacob Leunufna di Manokwari, Jumat (12/2) mengatakan, masih banyak pelaku usaha di daerah itu yang dinilai perbankan belum layak untuk menerima kredit.
"Pelaku usaha kita belum bisa memenuhi persyaratan untuk mengambil kredit perbankan. Sehingga perlu pendampingan, supaya mereka mampu mengakses kredit dan mengembangkan usaha mereka,"kata dia.
Dia menyebutkan, Bank Indonesia, akan terus berupaya menghubungkan UMKM di daerah ini, kepada lembaga berbangkan untuk memperoleh bantuan kredit.
Pendampingan dilakukan BI melalui bantuan teknis perupa peralatan dan pelatihan, untuk meningkatkan kapabilitas serta eligibilitas melaku usaha.
Bank Indonesia, lanjut dia, berusaha, agar pelaku usaha memiliki kemampuan untuk mengelola usahanya, memiliki izin usaha yang diperlukan serta memiliki catatan terperinci menyangkut usaha dan keuangan mereka.
Menurut dia, beberapa hal tersebut merupakan prasyarat yang harus dipenuhi pelaku usaha. Setelah semua terpenuhi, perbankan selaku kreditur dapat menganalisa pelaku usaha yang mengajukan pinjaman.
"Bagi yang sudah fisible (layak), bisa mendapatkan kredit perbankan. Bagi yang belum fisible, akan terus kita lakukan pendampingan," ujarnya.
Dia menilai, pihak bank tidak bisa serta merta mengucurkan bantuan kredit kepada debitur atau pelaku usaha yang tidak fisible. Bank akan memperhitungkan, pemanfaatan serta kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangan untuk mengembangkan usaha.
Menyangkut program tersebut, Bank Indonesia, Jumat menggelar Training Of Trainer ( TOT) bagi kaum perempuan dilingkungan persekutuan wanita gereja klasis Manokwari.
Pantauan Antara, puluhan anggota persekutuan wanita gereja turut serta dalam kegiatan itu. Pada pelatihan tersebut, peserta mendapat sosialisasi penggunaan sistem pencatatan keuangan melalui aplikasi Gatged.
Menurut Yacob, aplikasi ini merupakan cara praktis untuk membuat laporan keuangan atas usaha yang dilaksanakan. Selain itu, aplikasi ini mempermudah pemenuhan syarat pengambilan kredit.
"Aplikasinya mudah digunakan, bisa diunduh di Handpone Android. Di dalamnya daftar Penjualan, penerimaan serta pengeluaran, yang bisa diisi dengan mudah," katanya.(Ant)