SMK Tunas Bangsa Gelar Simulasi UNBK
pada tanggal
Saturday, February 13, 2016
SAPA (TIMIKA) – SMK Tunas Bangsa Timika, Jumat (12/2) kembali melaksanakan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Hal ini dilakukan untuk melihat lagi kesiapan siswa-siswi menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan berlangsung April 2016. Simulai yang dilaksanakan saat ini merupakan simulasi kedua, sehingga sekolah terus melatih siswa-siswi untuk mempelajari cara-cara ujian nantinya.
Kepala SMK Tunas Bangsa Geradus Gadu,S.Pd kepada wartawan di Sekolah, Jumat (12/2) mengatakan, Simulasi UNBK tahap kedua tersebut berlangsung selama tiga hari. Mata pelajaran yang diujikan dalam simulasi adalah matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang merupakan irisan Kurikulum 2006 dan 2013. Tujuan dilakukan simulasi untuk membiasakan siswa dengan soal Computer Based Test (CBT). UNBK nantinya dilaksanakan dalam tiga sesi, karena jumlah komputer yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah siswa.
“Saat ini ada 30 komputer sudah siap dengan aplikasi soal yang memang diberikan langsung dari pusat, dua server yang digunakan, server utama dan server cadangan. Setiap siswa diberikan waktu selama 120 menit, dan yang terlihat siswa telah siap mengikuti UNBK. Sementara jumlah siswa ada 77 orang,” ungkap Geradus.
Lanjut Geradus, yang dikhawatirkan saat pelaksanaan UNBK adalah jaringan internet dan listrik. Diharapkan selama pelaksanaan UNBK tidak ada halangan dari awal, pertengahan sampai akhir pelaksanaan ujian. Oleh karena itu diharapkan, Pemerintah dapat membantu sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan UNBK dikarenakan pada tahun 2017 mendatang siswa yang akan mengikuti ujian sebanyak 130 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Menengah (Dispenmen) Armin Wakerkwa menambahkan, UNBK tahun ajaran 2015-2016 akan diikuti oleh dua SLTA yaitu SMK Tunas Bangsa dan SMA Tiga Raja. Dispenmen akan terus melihat perkembangan sekolah pelaksana UNBK, dan akan berusaha agar pelaksanaan UNBK bisa berjalan lancar tanpa halangan meskipun kekurangan komputer.
“Kami sudah usulkan kekurangan fasilitas pendukung di sekolah, tetapi sebagian usulan kami di pangkas sehingga kami akan minta bantuan ke Pusat agar tahun depan bisa membantu kekurangan fasilitas pendukung agar ujian berjalan lancar,” tambah Armin. (Maria Welerubun)
Kepala SMK Tunas Bangsa Geradus Gadu,S.Pd kepada wartawan di Sekolah, Jumat (12/2) mengatakan, Simulasi UNBK tahap kedua tersebut berlangsung selama tiga hari. Mata pelajaran yang diujikan dalam simulasi adalah matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang merupakan irisan Kurikulum 2006 dan 2013. Tujuan dilakukan simulasi untuk membiasakan siswa dengan soal Computer Based Test (CBT). UNBK nantinya dilaksanakan dalam tiga sesi, karena jumlah komputer yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah siswa.
“Saat ini ada 30 komputer sudah siap dengan aplikasi soal yang memang diberikan langsung dari pusat, dua server yang digunakan, server utama dan server cadangan. Setiap siswa diberikan waktu selama 120 menit, dan yang terlihat siswa telah siap mengikuti UNBK. Sementara jumlah siswa ada 77 orang,” ungkap Geradus.
Lanjut Geradus, yang dikhawatirkan saat pelaksanaan UNBK adalah jaringan internet dan listrik. Diharapkan selama pelaksanaan UNBK tidak ada halangan dari awal, pertengahan sampai akhir pelaksanaan ujian. Oleh karena itu diharapkan, Pemerintah dapat membantu sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan UNBK dikarenakan pada tahun 2017 mendatang siswa yang akan mengikuti ujian sebanyak 130 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Menengah (Dispenmen) Armin Wakerkwa menambahkan, UNBK tahun ajaran 2015-2016 akan diikuti oleh dua SLTA yaitu SMK Tunas Bangsa dan SMA Tiga Raja. Dispenmen akan terus melihat perkembangan sekolah pelaksana UNBK, dan akan berusaha agar pelaksanaan UNBK bisa berjalan lancar tanpa halangan meskipun kekurangan komputer.
“Kami sudah usulkan kekurangan fasilitas pendukung di sekolah, tetapi sebagian usulan kami di pangkas sehingga kami akan minta bantuan ke Pusat agar tahun depan bisa membantu kekurangan fasilitas pendukung agar ujian berjalan lancar,” tambah Armin. (Maria Welerubun)