SD Inpres Kwamki I Butuh Perhatian
pada tanggal
Friday, February 26, 2016
SAPA (TIMIKA) – Gedung SD Inpres Kwamki I di Distrik Kwamki Narama butuh perhatian. Gedung sekolah ini sejak berdiri belum ada perubahan secara fisik, perubahan hanya bagian atap saja, padahal sebagian gedung hampir ambruk.
Kepala SD Inpres Kwamki I, Gasper Rewapatara,S.Pd kepada wartawan di Sekolah mengatakan, sekolah sudah usulkan anggaran rehap gedung sekolah dan sudah dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Sekolah menunggu respon dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud).
“Memang kami sudah ajukan untuk melakukan rehab total untuk memakai anggaran 2016, tetapi kita masih menunggu jawaban dari Pemerintah Daerah,” ungkap Gasper.
Lanjut Gaspar, sekolah yang cukup tua ini sudah selayaknya untuk direnovasi karena kalau dilihat secara langsung sekolah tersebut sudah sangat tua. Jumlah siswa saat ini 520 anak, yang harus belajar dibawah plafon yang rusak.
“Suka tidak suka kami harus belajar di ruang kelas ini, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi kalau usulan kami diterima diharapkan renovasi semua gedung. Saya berharap agar usulan yang sudah diusulkan dapat dijawab Pemerintah Daerah, karena sekolah ini sangat butuh perhatian dari Pemerintah, untuk mengantisipasi plafon yang akan roboh,” tambah Gaspar.
Dia menambahkan plafonnya sudah banyak yang rusak dan ini bahaya buat siswa dan guru. Keamanan siswa dan guru harus diperhatikan karena tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yang rusak.
“Selain kerusakan pada plafon kelas juga dilantai. Sementara kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi yaitu meubeler. Itu semua harus secepatnya dituntaskan,” harap dia. (Maria Welerubun)
Kepala SD Inpres Kwamki I, Gasper Rewapatara,S.Pd kepada wartawan di Sekolah mengatakan, sekolah sudah usulkan anggaran rehap gedung sekolah dan sudah dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Sekolah menunggu respon dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud).
“Memang kami sudah ajukan untuk melakukan rehab total untuk memakai anggaran 2016, tetapi kita masih menunggu jawaban dari Pemerintah Daerah,” ungkap Gasper.
Lanjut Gaspar, sekolah yang cukup tua ini sudah selayaknya untuk direnovasi karena kalau dilihat secara langsung sekolah tersebut sudah sangat tua. Jumlah siswa saat ini 520 anak, yang harus belajar dibawah plafon yang rusak.
“Suka tidak suka kami harus belajar di ruang kelas ini, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi kalau usulan kami diterima diharapkan renovasi semua gedung. Saya berharap agar usulan yang sudah diusulkan dapat dijawab Pemerintah Daerah, karena sekolah ini sangat butuh perhatian dari Pemerintah, untuk mengantisipasi plafon yang akan roboh,” tambah Gaspar.
Dia menambahkan plafonnya sudah banyak yang rusak dan ini bahaya buat siswa dan guru. Keamanan siswa dan guru harus diperhatikan karena tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yang rusak.
“Selain kerusakan pada plafon kelas juga dilantai. Sementara kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi yaitu meubeler. Itu semua harus secepatnya dituntaskan,” harap dia. (Maria Welerubun)