Perpustakaan Minim Tenaga Pustaka
pada tanggal
Saturday, February 20, 2016
SAPA (JAYAPURA) - Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua kekurangan tenaga pustakawan. Menurut Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Anni Rumbiak, pustakawan yang ada kini hanya sebanyak 29 orang.
"Untuk kantor seperti Perpustakaan dan Arsi Daerah Provinsi Papua, jumlah 29 orang Pustakawan itu masih kurang. Kini sudah jarangan yang mau jadi pustakawan. Lebih banyak yang memilih jurusan lain," kata Ani Rumbiak, Selasa (16/2).
Menurutnya, jumlah tersebut dianggap masih kurang. Minimnya pustakawan disebabkan kurangnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu seseorang juga tak bisa dipaksakan untuk jadi pustakawan. Sebab butuh panggilan hati nurani untuk bidang tersebut. Semua kembali kepada pribadi masing-masing.
"Seseorang akan maksimal dalam bekerja dan menjalani profesinya jika itu karena panggilan hati. Bukan paksaan atau keterpaksaan," ucapnya.
Ia juga menyarankan pihak kabupaten dan kota jika akan merekrut tenaga pustakawan sebauknya berkoordinasi dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, selaku pembina. Koordinasi kedua pihak perlu untuk mendapatkan pustakawan yang benar-benar bisa diandalkan.
"Tentu kabupaten/kota butuh bimbingan dari provinsi. Kami selalu siap membantu. Tapi kami juga tak bisa memaksa pemerintah kabupaten/kota," katanya.
Ia mengharapkan, jika ada pustakawan di kabupaten/kota, pemerintah setempat juga menyediakan kantor. Makanya perlu dibentuk suatu organisasi sebagai wadah oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis di kabupaten/kota yang merekrut. (Arjun)
"Untuk kantor seperti Perpustakaan dan Arsi Daerah Provinsi Papua, jumlah 29 orang Pustakawan itu masih kurang. Kini sudah jarangan yang mau jadi pustakawan. Lebih banyak yang memilih jurusan lain," kata Ani Rumbiak, Selasa (16/2).
Menurutnya, jumlah tersebut dianggap masih kurang. Minimnya pustakawan disebabkan kurangnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu seseorang juga tak bisa dipaksakan untuk jadi pustakawan. Sebab butuh panggilan hati nurani untuk bidang tersebut. Semua kembali kepada pribadi masing-masing.
"Seseorang akan maksimal dalam bekerja dan menjalani profesinya jika itu karena panggilan hati. Bukan paksaan atau keterpaksaan," ucapnya.
Ia juga menyarankan pihak kabupaten dan kota jika akan merekrut tenaga pustakawan sebauknya berkoordinasi dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, selaku pembina. Koordinasi kedua pihak perlu untuk mendapatkan pustakawan yang benar-benar bisa diandalkan.
"Tentu kabupaten/kota butuh bimbingan dari provinsi. Kami selalu siap membantu. Tapi kami juga tak bisa memaksa pemerintah kabupaten/kota," katanya.
Ia mengharapkan, jika ada pustakawan di kabupaten/kota, pemerintah setempat juga menyediakan kantor. Makanya perlu dibentuk suatu organisasi sebagai wadah oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis di kabupaten/kota yang merekrut. (Arjun)