Pasar Pharaa Dianggap Terlalu Mewah
pada tanggal
Tuesday, February 2, 2016

SAPA (JAYAPURA) - Ketua Desk Papua di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan HAM, Mayor Jenderal TNI Yoedhi Swastono menilai pembangunan pasar tradisional Pharaa Sentani, Kabupaten Jayapura terlalu mewah. Katanya, pasar itu kurang tepat jika diperuntukan kepada mama-mama pedagang asli Papua.
"Pasar di Sentani kurang tepat. Mohon maaf kalau saya salah. Saya bilang itu bagus tapi kurang tepat. Ini harus dikoreksi," kata Yoedhi kepada Sapa di Jakarta lalu.
Menurutnya, design pembangunan pasar tersebut memang menggunakan konsep tradisional masyarakat setempat. Namun fisik bangunan yang berlantai dua, kelihatan terlalu mewah.
"Bangunannya mewah. Itu lantai dua. Kasian mama-mama nantinya. Mama-mama mau ke situ sudah minder dia," ucapnya.
Katanya, dalam rangka affirmative action, Presiden Jokowi memprioritaskan sejumlah pasar untuk mama-mama Papua di beberapa kabupaten di provinsi paling timur Indonesia itu.
"Tapi di Sentani saya lihat ada perbedaan yang cukup mendasar. Pandangan saya pribadi, dengan segala hormat secara bangunan fisik tak tepat. Sangat mewah," katanya
Menurutnya, jika melihat fisik bangunan, itu bukan pasar, tapi mall. Katanya, harus dikritisi mana yang baik dan mana yang perlu ditingkatkan.
"Saya berpikir mama-mama tak akan kompoteble di situ. Saya lihat di Tolikara sudah tepat," imbuhnya.
Ketua Pokja Rumah Transisi Papua Judith JN Dipodiputro mengatakan, pihaknya akan menggunakan motif adat Sentani untuk menghiasi bangunan pasar yang saat ini tengah dibangun.
"Jadi konsep pembangunan pasar ini bertema nasional tetapi kami tetap memperlihatkan unsur Papuanya melalui motif adat suku Sentani pada bangunannya. Arsitekturnya sederhana tapi istimewa, yakni dari segi fungsional sebagai bangunan pasar tahan api dan dari maknanya terlihat seperti matahari dari timur," kata Judith beberapa waktu lalu. (Arjun)