Hutan Sagu Cadangan Pangan Masyarakat Papua
pada tanggal
Tuesday, February 2, 2016
SAPA (SORONG) - Pemerhati lingkungan hidup Provinsi Papua Barat, Benny Yesnat mengatakan hutan sagu merupakan cadangan pangan masyarakat Papua sehingga hutan sagu harus dilestarikan.
"Sagu adalah makanan pokok masyarakat asli Papua sejak dahulu kala. Tanpa beras pun masyarakat Papua bisa makan sagu untuk kelangsungan hidup," kata Benny Yesnat di Sorong, Minggu (31/1).
Dia mengajak masyarakat untuk memelihara hutan sagu tidak boleh dimusnahkan untuk lahan pertanian maupun kepentingan pembangunan lainnya.
"Hutan sagu tidak boleh dibakar untuk dijadikan lahan perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit yang sesuai hasil penelitian dapat merusak humus tanah," katanya.
Menurut Benny, tanaman sagu tidak hanya cadangan pangan, tetapi juga melindungi sumber air untuk kehidupan masyarakat di tanah Papua pada umumnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat adat Provinsi Papua dan Papua Barat harus mempertahankan kearifan lokal ini untuk generasi di masa yang akan datang.
Dikatakan, sagu banyak manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Selain dikelola dijadikan bahan makanan daun sagu juga bisa dijadikan sebagai atap rumah tradisional.
Pohon sagu bisa pula dijadikan sebagai dinding rumah tradisional.
Ia berharap masyarakat adat agar menolak pihak-pihak investor yang ingin menjadikan hutan sagu sebagai lahan perkebunan terutama perkebunan kepala sawit. (Ant)
"Sagu adalah makanan pokok masyarakat asli Papua sejak dahulu kala. Tanpa beras pun masyarakat Papua bisa makan sagu untuk kelangsungan hidup," kata Benny Yesnat di Sorong, Minggu (31/1).
Dia mengajak masyarakat untuk memelihara hutan sagu tidak boleh dimusnahkan untuk lahan pertanian maupun kepentingan pembangunan lainnya.
"Hutan sagu tidak boleh dibakar untuk dijadikan lahan perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit yang sesuai hasil penelitian dapat merusak humus tanah," katanya.
Menurut Benny, tanaman sagu tidak hanya cadangan pangan, tetapi juga melindungi sumber air untuk kehidupan masyarakat di tanah Papua pada umumnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat adat Provinsi Papua dan Papua Barat harus mempertahankan kearifan lokal ini untuk generasi di masa yang akan datang.
Dikatakan, sagu banyak manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Selain dikelola dijadikan bahan makanan daun sagu juga bisa dijadikan sebagai atap rumah tradisional.
Pohon sagu bisa pula dijadikan sebagai dinding rumah tradisional.
Ia berharap masyarakat adat agar menolak pihak-pihak investor yang ingin menjadikan hutan sagu sebagai lahan perkebunan terutama perkebunan kepala sawit. (Ant)