Fasilitas Tunjang Prestasi Atlet
pada tanggal
Wednesday, February 24, 2016
SAPA (TIMIKA)- Juri Nasional Forki Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Rachmat Effendi mengatakan kelengkapan fasilitas dalam latihan sangat menunjang prestasi para atlet, terlebih khusus bagi atlet karate.
“Perlu kita ketahui bahwa faslitas pelatihan ini sebenarnya sangat menunjang pretasi atlet, seperti gedung pelatihan atau traning canter, matraks, terkadang ada atlet yang saat latihan tidak mengunakan matras setelah mengikuti kejuraan atlet akan menjadi gugup atau demam panggung itu juga sangat mempengaruhi. Perlu diketahu jika atlet tidak memiliki kelengkapan itu jangan katakan kalau dia atlet,” ujarnya kepada wartawan, Senin (22/2).
Lanjutnya, hal tersebut pasti tidak hanya dirasakan oleh perguruannya saja tetapi juga dirasakan oleh semua cabang olahraga, bahwa faslitas yang memadai sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan atlet. Apalagi pihaknya ini berencana pada bulan 10 nanti akan menjadi ajang penting dari Forki dimana pihaknya berencana akan mengadakan open turnamen se Papua.
“Kita rencana bulan 10 kita adakan open turnamen se Papua, dari disitu kita akan lihat para atlet, layak tidak untuk ikut ke PON. Sebenarnya jika kita melihat bahwa di Mimika ada begitu banyak atlet-atlet yang berbakat dan berpretasi, yang perlu kita dorong dan persiapkan untuk PON nanti,” terangnya
Selain fasilitas, kata Rachman, pemda Mimika dan KONI perlu mendukung atlet ke untuk dapat mengikuti kejuaran-kejuaran, sehingga tidak ada kesan putus ditengah jalan saja. Semua itu sangat berkaitan, baik faslitas bagi atlet dan dukungan dari pihak KONI setempat.
“Saya melihat di Timika ini banyak sekali potensi-potensi atlet namun karena tida ada jembatan yang dapat memfaslititasi atlet, ke jenjang tersebut pada akhirnya kita mati ditengah jalan, nah karena itu keterbatasan terkait dengan dana juga kurangnya,” tutup dia. (Indri Yani Pariury)
“Perlu kita ketahui bahwa faslitas pelatihan ini sebenarnya sangat menunjang pretasi atlet, seperti gedung pelatihan atau traning canter, matraks, terkadang ada atlet yang saat latihan tidak mengunakan matras setelah mengikuti kejuraan atlet akan menjadi gugup atau demam panggung itu juga sangat mempengaruhi. Perlu diketahu jika atlet tidak memiliki kelengkapan itu jangan katakan kalau dia atlet,” ujarnya kepada wartawan, Senin (22/2).
Lanjutnya, hal tersebut pasti tidak hanya dirasakan oleh perguruannya saja tetapi juga dirasakan oleh semua cabang olahraga, bahwa faslitas yang memadai sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan atlet. Apalagi pihaknya ini berencana pada bulan 10 nanti akan menjadi ajang penting dari Forki dimana pihaknya berencana akan mengadakan open turnamen se Papua.
“Kita rencana bulan 10 kita adakan open turnamen se Papua, dari disitu kita akan lihat para atlet, layak tidak untuk ikut ke PON. Sebenarnya jika kita melihat bahwa di Mimika ada begitu banyak atlet-atlet yang berbakat dan berpretasi, yang perlu kita dorong dan persiapkan untuk PON nanti,” terangnya
Selain fasilitas, kata Rachman, pemda Mimika dan KONI perlu mendukung atlet ke untuk dapat mengikuti kejuaran-kejuaran, sehingga tidak ada kesan putus ditengah jalan saja. Semua itu sangat berkaitan, baik faslitas bagi atlet dan dukungan dari pihak KONI setempat.
“Saya melihat di Timika ini banyak sekali potensi-potensi atlet namun karena tida ada jembatan yang dapat memfaslititasi atlet, ke jenjang tersebut pada akhirnya kita mati ditengah jalan, nah karena itu keterbatasan terkait dengan dana juga kurangnya,” tutup dia. (Indri Yani Pariury)