-->

Waspadai Manajemen Konflik

BELAJAR dari kasus Setnov (Setya Novanto) yang banyak dipahami orang sebagai orang baik dari beragam sisi, padahal ada banyak oknum dan kelompok yang selanjutnya dipahami berperang entah atas nama siapa. Baik dari kelompok Setnov dan Bakri Group atau JK melalui oknum-oknumnya, karena soal ini. Media di Jakarta pun sudah berhasil menganalisisnya. Dan tidak tanggung-tanggung, mereka bertengkar soal PTFI yang nota-bene ada di Timika – Papua tetapi orang Timika – Papua sendiri justru tak ada dalam polemik mereka. Bisa saja agar rakyat Indonesia dan Papua secara khusus, seakan-akan diarahkan kalau ada upaya transparansi tanpa menyadari kalau mind-set atau pola pikir kita sedang diadu untuk memahami bahwa, kontrak itu harus diatur baik agar semuanya berjalan baik. Alhasil, orang asli Mimika dan Papua juga tetap makan angin (istilah di Papua untuk menjelaskan tak mendapatkan hasil apapun-red).

Media ini hanya berkewajiban mengingatkan, agar semuanya mewaspadai efektivitas system manajemen konflik, yang tentu saja bisa dilakukan dari luar dari luar masyarakat sendiri tanpa masyarakat bisa menyadari hal itu.

Apa yang sebenarnya mereka cari..? Siapa bilang Setnov dan kroninya, mereka berkonflik dan siapa bilang mereka akan berhenti untuk tidak transparan soal kekayaan yang dihasilkan perusahaan PTFI ini. Semuanya akan tetap terjadi seperti sediakala, bahkan bisa saja jauh lebih buruk lagi dampaknya, justru bagi masyarakat di sekitar PTFI sendiri.

Ini bagian dari konflik yang bisa diterapkan, bisa saja bagi rakyat asli Mimika dan Papua umumnya. Tentu saja demi mendapatkan satu hal yang tak mungkin, tidak dikejar manusia, yaitu UANG!

Bukan kah tidak mungkin bahwa, saat ini ada terjadi polemik antara sesama warga asli Mimika hanya karena hak yang sedikit dan berhasil diterimanya sejauh ini, juga ada yang hendak mengambil manfaat dari dalamnya? Dunia di sekitar kita, terutama di Mimika, dimana PTFI berada dan beroperasi sejak tahun 1967 atau 1969...., bukan kah begitu faktanya? Apa yang tidak mungkin bisa dilakukan orang di luar orang asli Mimika dan sekitar area penambangan PTFI. Orang asli Mimika dan Papua hanya dijadikan bulan-bulanan..! Apakah hasilnya justru menambah jatah keuntungan bagi orang Asli Mimika dan masyarakat di sekitar PTFI? Jawabannya sudah bisa ditebak, JELAS TIDAK!

Jadi, siapa yang akan siap mengambil manfaat dari kondisi polemik yang mungkin dialami ini? Setiap warga asli Mimika dan Masyarakat suku di sekitar penambangan memang sebaiknya kembali merenung dan tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Bukan kah itu tuntutan para leluhur untuk terus menjaga dan mengembangkan persaudaraan dan keakraban yang sudah terjalin sejak lama? Bacalah makna dibalik semua polemik yang dialami. Tuhan Menolong Semua Masyarakat di sekitar wilayah penambangan PTFI… Amin. (samuel nussy)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel