Realisasi Beras Rakyat Sejahtera (rastra) 2015 Capai 87 Persen
pada tanggal
Thursday, January 28, 2016
SAPA (JAYAPURA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Papua dan Papua Barat mengungkapkan realisasi beras rakyat sejahtera (rastra) di Papua dan Papua Barat pada 2015 mencapai 87 persen dari pagu yang ditetapkan.
"Realisasi rastra pada tahun 2015 hanya mencapai 87 persen atau 96.287.280 ton dari pagu 110.365.500 ton untuk 525.550 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM), jumlah tersebut termasuk rastra tambahan atau rastra 13 dan 14," ujar Kepala Bulog Divre Papua dan Papua Barat Arif Mandu di Jayapura, Selasa (26/1).
Ia menjelaskan masalah transportasi pengiriman barang menjadi penghambat utama karena pada akhir 2015 angkutan barang yang menggunakan kapal laut meningkat sehingga tidak ada ruang lagi bagi Bulog untuk melakukan pengiriman. Hambatan itu menjadi penyebab penyaluran rastra di wilayah itu menjadi kedua terendah di Indonesia.
"Menjelang natal dan tahun baru lalu, kesulitan pengiriman komoditas kebutuhan pokok itu ada pengangkutan," katanya.
Karena masalah tersebut maka ada beberapa kabupaten yang tidak bisa melakukan penebusan rastra akibat terbatasnya ketersediaan stok beras di gudang Bulog.
"Ada beberapa daerah yang tidak menebus rastra khususnya rastra tambahan seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura," ucap Arif.
Ia mengakui penyerapan rastra tahun 2015 memang belum maksimal dan sepanjang rastra digulirkan, realisasi belum pernah mencapai 100 persen.
"Belum pernah penyerapan hingga mencapai 100 persen, terlebih di Papua yang memiliki banyak wilayah pegunungan," ujar dia.(Ant)
"Realisasi rastra pada tahun 2015 hanya mencapai 87 persen atau 96.287.280 ton dari pagu 110.365.500 ton untuk 525.550 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM), jumlah tersebut termasuk rastra tambahan atau rastra 13 dan 14," ujar Kepala Bulog Divre Papua dan Papua Barat Arif Mandu di Jayapura, Selasa (26/1).
Ia menjelaskan masalah transportasi pengiriman barang menjadi penghambat utama karena pada akhir 2015 angkutan barang yang menggunakan kapal laut meningkat sehingga tidak ada ruang lagi bagi Bulog untuk melakukan pengiriman. Hambatan itu menjadi penyebab penyaluran rastra di wilayah itu menjadi kedua terendah di Indonesia.
"Menjelang natal dan tahun baru lalu, kesulitan pengiriman komoditas kebutuhan pokok itu ada pengangkutan," katanya.
Karena masalah tersebut maka ada beberapa kabupaten yang tidak bisa melakukan penebusan rastra akibat terbatasnya ketersediaan stok beras di gudang Bulog.
"Ada beberapa daerah yang tidak menebus rastra khususnya rastra tambahan seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura," ucap Arif.
Ia mengakui penyerapan rastra tahun 2015 memang belum maksimal dan sepanjang rastra digulirkan, realisasi belum pernah mencapai 100 persen.
"Belum pernah penyerapan hingga mencapai 100 persen, terlebih di Papua yang memiliki banyak wilayah pegunungan," ujar dia.(Ant)
