Jokowi Resmikan Pabrik Sagu di Sorong Selatan
pada tanggal
Wednesday, January 6, 2016

Selanjutnya, Jokowi bersama rombongan langsung berkeliling area pabrik didampingi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar.
Tak sampai 5 menit berkeliling pabrik, Jokowi langsung diminta memberi sambutan kepada ratusan tamu undangan yang merupakan warga lokal hingga perwakilan pemerintah daerah Papua.Jokowi mengharapkan pabrik yang terbesar di Indonesia ini bisa memberi manfaat bagi warga Papua.
"Semoga pabrik tepung sagu ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar," Kata Jokowi di Pabrik Sagu Perhutani.
Seperti diketahui, pabrik sagu ini bisa mengolah 6.000 batang sagu ukuran 1 meter (tual) dan memproduksi 100 ton tepung sagu tiap harinya. Setiap tahun, pabrik sagu bisa menghasilkan hampir 30.000 tepung sagu kering.
Tual dipasok dari warga lokal. Setiap 1 batang tual, warga memperoleh Rp 9.000 secara tunai, sedangkan pemilik ulayat lahan sagu memperoleh Rp 900 per tual yang dipotong warga.
Produksi dimulai 1 Januari 2016. Selama 3 bulan pasca produksi, terdapat proses commissioning atau ujicoba. Selama setahun, proses produksi hanya 50% dari kapasitas terpasang. Produksi maksimal baru dimulai di 2017.
Selain itu, Jokowi sempat mendapat pesan dari Dirut Perhutani selama berkeliling area pabrik. Ia mengaku dibisiki tentang tak ada adanya akses jalan hingga jaringan listrik PT PLN di Kais karena jaringan listrik mengandalkan genset berbahan bakar solar.
"Saya dibisiki Pak Dirut, jalan belum diaspal. Kemudian bilang, listrik juga belum ada," jelasnya.
Menurut Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar, hasil dari pabrik sagu terbesar di Indonesia tersebut, akan disebar ke Papua dan kota besar Indonesia lainnya. Tak hanya itu, produk tepung sagu olahan dari pabrik di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat itu juga bakal diekspor ke Jepang hingga China.
"Target pasar luar negeri kita adalah Jepang, Korea, Thailand dan, China," kata dia pada Sabtu (2/1).
Perhutani sendiri memperoleh izin konsesi berupa Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (PPHBK) seluas 16.055 hektare (ha) di Sorong Selatan. Lahan tersebut sudah termasuk pemanfaatan lahan untuk pabrik sagu yang berada di tepi Sungai Kais.
Meski memperoleh konsesi, batang sagu tersebut akan dipasok oleh warga di Distrik (Kecamatan) Kais. Tiap tual sagu, Perhutani akan membeli senilai Rp 9.000 sedangkan pemilik ulayat lahan, yang sagunya ditebang akan menerima Rp 900 per batang.
"Pabrik sagu Perhutani ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per tahun, dan juga akan menjadi pemacu penggerak perekonomian di wilayah Sorong Selatan," tambahnya. (dtc)