-->

Jakarta di Bom, Bermotif Persaingan ISIS Asia Tenggara

 Jakarta di Bom, Bermotif Persaingan ISIS Asia Tenggara
SAPA (JAKARTA) – Jakarta di bom dan lokasinya di depan pusat perberlanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat. Pasca kejadian hingga malam harinya, kepolisian tetap menyisir lokasi untuk memastikan tidak ada bom yang ditinggalkan pelaku.

"Masyarakat tidak usah khawatir. Semua sudah bisa dikendalikan namun tetap tingkatkan kewaspadaan. Sekarang siaga satu untuk mengamankan tempat tertentu. Dibantu aparat TNI dan Intelijen," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan dalam konfrensi pers di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (14/1).

Bom yang meledak di sekitar pelataran depan pusat perbelanjaan Sarinah itu, mulai pukul 10.40 WIB. Asap ledakan membumbung tinggi dan ledakan terdengar sangat keras. Ledakan kedua terdengar sekitar pukul 10.53 WIB.

Baku tembak pun terjadi di depan Sarinah setelah suara ledakan ketiga terjadi. Pos polisi yang ada di perempatan Sarinah tampak hancur. Sementara, ledakan kembali terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Ledakan kelima terjadi 11.03 WIB,  dan ledakan keenam pukul 11.04 WIB.

Terkait ISIS

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, ledakan bom di kawasan Sarinah merupakan manivestasi perebutan kekuasaan antarkelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sejumlah anggota saling bersaing untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

"Bachrun Naim, Kathibah Nusantara. Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas untuk jadi pemimpin ISIS," kata Tito dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (14/1).

Dia menjelaskan, semula kelompok ISIS yang ada di Suriah mengubah strategi dan melakukan sejumlah operasi di Eropa dan Asia Tenggara. Operasi itu meliputi pengeboman di Prancis, Turki dan Indonesia.

"Kemudian amirnya Abu Bakar Bagdadhi melakukan operasi di luar Suriah dan Irak, lalu buat cabang di dunia, Prancis, Afrika Utara, Turki dan Asia Tenggara," beber Tito.

Sedangkan Wakil Kepala Polri, Komjen Budi Gunawan mengakui, pihaknya sudah mendeteksi adanya komunikasi antara kelompok Suriah dengan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi. Kelompok Solo, kata Budi, membuat persiapan dengan anak-anak sel untuk menyerang.

Menurut Budi, ledakan bom kali ini dilakukan lantaran mereka tak bisa menyerang saat malam pergantian tahun. Aksi mereka pun sudah terdeteksi. Sehingga, polisi bisa melumpuhkan gerakan mereka saat terjadi penyerangan.

"Karena bisa kami antisipasi, baru kali ini mereka laksanakan. Terbukti hari ini bisa kita lumpuhkan, seluruhnya," tegas Budi.

Enggan Disebut Kecolongan

Sementara dikatakan Kepala BIN, Sutiyoso yang menolak bila dikatakan jajaran BIN kecolongan, "Kita belum tahu apa itu dilakukan seperti di Prancis dan terakhir di Turki. Tentu saja itu akan kita diskusikan dengan aparat terkait, BNPT dan kepolisian,"  kata Bang Yos.

Faktanya negara dengan keamanan super ketat dan berlapis seperti Amerika Serikat dan Prancis pun tidak luput dari serangan teroris.

"Negara sebesar Amerika, Perancis juga bisa saja jebol karena hal itu," pungkasnya.
Kementerian Pertahanan pun menolak dituding kecolongan atas tragedi bom dan penembakan di kawasan Sarinah itu.

"Enggaklah, memang kita prihatin lah. Tapi harus apresiasi juga untuk polisi karena dicegat sana. Kalau tidak dicegat sana, meledak di dalam kan," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dia mengakatakan, pelaku bom di Sarinah sempat memanfaatkan kelemahan aparat saat berada di lokasi kejadian. Meski demikian, dia mengapresiasi upaya polisi dalam melumpuhkan serangan lanjutan.

"Ya dia akan lihat kalau pelaku itu kan melihat, kalau dia lihat aparatnya siap ya tidak. Tapi kalau tidak siap, dia lakukan itu. Kita apresiasi juga pada polisi kalau tidak cegat ya meledak di dalam lebih dahsyat lagi," beber dia.

Ryamizard menambahkan, belum ada indikasi serangan lanjutan ke Istana Presiden. Dia memastikan, tempat Jokowi berkantor aman dari serangan teroris.

"Enggak, sudah siap semua untuk kita cegah," kata Ryamizard.

Ledakan bom dan baku tembak di Kawasan Sarinah Thamrin mengakibatkan belasan orang tewas dan luka-luka. Termasuk dua di antaranya aparat kepolisian. Semua korban dibawa ke RSPAD Gatot Subroto dan RS Polri Kramat Jati untuk menjalani perawatan. Hingga kini belum diketahui motif pelaku peledakan.

Info Teror Tak Detail
Intelijen sebenarnya sudah sempat mendapat informasi soal adanya serangan yang akan mengguncang Jakarta. Tapi kapan dan dimana aksi teror itu tak pernah diketahui.

"Kami memang selalu dapat keterangan, kita selalu dapat informasi tapi tidak tahu di mana akan terjadi," kata Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan usai meninjau lokasi ledakan di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Luhut menceritakan, petugas keamanan Gedung Djakarta Theater melakukan pemeriksaan kepada salah seorang pelaku saat hendak memasuki gedung. Dari pemeriksaan itu petugas menemukan bom yang dibawa salah satu teroris.

"Jadi keamanan itu ada, tapi kita tidak tahu kapan dan di mana ada gerakan itu," kata Luhut.
Pensiunan jenderal bintang dua ini menyatakan, situasi dan kondisi aman terkendali. Jalan M.H. Thamrin yang sempat ditutup pun telah dibuka kembali.

Saat ini, seluruh unsur keamanan tengah berjibaku mencari pelaku serangan yang tersisa. Luhut menjamin situasi Jakarta kembali aman. Meski begitu, pemerintah tetap memerintahkan seluruh unsur keamanan berjaga-jaga.

"Kita tetap menyiagakan diri, kita harus berhati-hati terhadap kemungkinan jika ada lanjutan dari ini. Tapi saya bisa katakan kini semua keadaan terkendali," ujar Luhut.

Warga Jangan Resah

Sementara terkait peristiwa itu, Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar pun menyampaikan kepada masyarakat Banten agar tak resah menyusul aksi teror di kawasan sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

"Warga jangan mudah terprovokasi dengan informasi terkait terorisme yang tak jelas kebenarannya," kata Boy Rafli.

Kapolda pun meminta seluruh elemen masyarakat menciptakan keamanan dan kenyamanan di wilayah Banten. Sehingga potensi teror di provinsi itu dapat diminimalisasi.

"Jika di lapangan ditemukan atau dicuriga orang-orang yang membawa bom segera melapor kepada polisi," ujar Kapolda.

Situasi di sekitar Sarinah usai kejadian. Tak lagi terdengar bunyi ledakan maupun rentetan tembakan. Jalan di depan Sarinah, yang semula disterilkan, sudah dapat dilintasi.

Korban Jadi 26 Orang

Jumlah korban ledakan dan baku tembak yang terjadi dalam peristiwa Sarinah itu hingga hari Jumat (15/1) 00.00 WIT, korban meninggal dan luka mencapai 26 orang.

 "Sampai saat ini korban ada 26," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan dalam konfrensi pers di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Anton membeberkan, dalam kejadian itu tujuh orang tewas, sementara 19 orang luka-luka. Adapun dari ketujuh orang yang meninggal, lima di antaranya pelaku dan dua orang sipil. Satu warga negara Kanada  yang satu warga Indonesia. (sam/mtv)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel