Home » , » Sindrom 'Pinocchio' yang Dialami Park Shin Hye Dianggap Tidak Ada

Sindrom 'Pinocchio' yang Dialami Park Shin Hye Dianggap Tidak Ada

Dipublikasikan oleh News-Papua pada Jumat, 05 Juni 2015 pukul 18.08

Cerita yang menarik dari drama 'Pinocchio' membuat banyak penontonnya bertanya-tanya apakah sindrom yang membuat Park Shin Hye cegukan ketika berbohong itu benar-benar ada. Dari awal stasiun TV SBS telah memberikan penjelasan bahwa simdrom Pinocchio dalam drama ini tidak ada.

"Kisah dalam film ini mengenai kehidupan sehari-hari mengenai seorang reporter perempuan yang tidak bisa berbohong sampai akhirnya ia jatuh cinta dengan seorang pria," kata tim produksi Pinnochio seperti dikutip dari Mwave.

Cerita yang menarik dari drama 'Pinocchio' membuat banyak penontonnya bertanya-tanya apakah sindrom yang membuat Park Shin Hye cegukan ketika berbohong itu benar-benar ada. Dari awal stasiun TV SBS telah memberikan penjelasan bahwa simdrom Pinocchio dalam drama ini tidak ada.

"Kisah dalam film ini mengenai kehidupan sehari-hari mengenai seorang reporter perempuan yang tidak bisa berbohong sampai akhirnya ia jatuh cinta dengan seorang pria," kata tim produksi Pinnochio seperti dikutip dari Mwave.

Dikutip dari Wikipedia, sindrom Pinokio memang ada tapi berbeda dengan sindrom dalam drama 'Pinocchio'. Sindrom Pinokio merupakan sebuah kondisi saat tubuh seseorang merasa kaku bak boneka kayu. Kondisi tersebut merupakan sebuah fobia yakni gelatophobia yang penderita akan merasa tidak nyaman dan ketakutan bila ditertawakan orang lain.

Dr Michael Titze menemukan beberapa pasiennya mengalami fobia Pinokio tersebut cenderung selalu menganalisis lingkungan yang akan mereka masuki. Apakah banyak orang yang humoris dan suka menertawakan orang lain. Bahkan, tidak sedikit yang malah merasa diri mereka merupakan pribadi yang bodoh.

Jadi sudah jelas sindrom Pinocchio yang diderita Park Shin Hye bukanlah sindrom asli dalam istilah psikologi. Sindrom Pinocchio adalah sebuah sindrom yang dibuat-buat yang tidak benar-benar ada. Tentu saja sindrom ini dikembangkan untuk keperluan cerita. [Liputan6]

0 komentar:

Posting Komentar