Polisi telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap Robby Abbas, tersangka muncikari yang menawarkan jasa kencan dengan model dan pemain sinetron. Berkas pemeriksaan sudah diserahkan kepada kejaksaan sejak Senin lalu.
“Kejaksaan Tinggi Jakarta sedang mengkaji apakah berkasnya sudah lengkap,” kata Kepala Unit I Kriminal Umum Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Joynaldo, Sabtu, 5 Juni 2015.
Jika para jaksa menyatakan berkas pemeriksaan tersebut cukup, mereka akan mengajukannya ke pengadilan untuk disidang. Istilahnya, berkas P-21. Jika mereka merasa masih ada yang kurang, berkas dikembalikan dan polisi memeriksa saksi lagi untuk melengkapinya.
Polisi menangkap Robby di sebuah hotel di Jakarta Selatan pada 9 Mei lalu. Penangkapan itu dilakukan lewat sebuah operasi penyamaran. Selain Robby, polisi menangkap AA, pekerja seks di bawah koordinasi Robby. Robby memasang tarif puluhan juta untuk sekali kencan.
Berdasarkan keterangan AA, polisi memiliki bukti peranan Robby sebagai muncikari. Bahkan polisi menemukan nama-nama perempuan yang diduga sebagai anak buah Robby. Jumlahnya mencapai 200 orang. Salah satunya adalah TM.
“Keterangan AA dan TM tercatat dalam berkas pemeriksaan,” ujar Joynaldo. “Mereka hanya saksi.”
Joynaldo tidak bersedia mengungkapkan identitas AA dan TM. Menurut dia, sebagian besar anak buah Robby itu sudah populer karena mereka bekerja sebagai model, penyanyi, atau pemain sinetron.
"Pasti Anda tahu kalau melihat fotonya," tutur Joynaldo.
Selain itu, kata Joynaldo, penyidik memasukkan keterangan dari polisi yang menyamar dan menangkap Robby. Ia dijerat dengan Pasal 296 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur permuncikarian. Atas perbuatan itu, Robby diancam hukuman 1 tahun penjara.
Sedangkan terkait pemeriksaan saksi, dikatakan AA dan TM adalah dua saksi terakhir terkait dengan kasus ini yang diperiksa.
"Penyidik periksa dua saksi, dan itu sudah cukup," katanya, Rabu, 3 Juni 2015.
Saksi yang diperiksa adalah AA dan TM. Keduanya diketahui terlibat dalam jaringan prostitusi kelas atas yang dilakukan Robby. Keduanya sudah diperiksa penyidik. Keterangan dari Robby pun sudah diminta.
Dalam pekan ini, Aswin mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan berkas tersebut ke Kejaksaan. "Setelah nanti 14 hari diperiksa, mudah-mudahan dinyatakan lengkap," ujarnya.
Aswin pun membantah ada artis-artis yang terkait dengan prostitusi kelas atas ini yang akan diperiksa. "Tidak ada agenda pemeriksaan lagi," tuturnya.
Robby Abbas kini harus mendekam di ruang tahanan Polres Jakarta Selatan karena disangka sebagai germo bagi sejumlah artis dan model papan atas Indonesia. Aksinya sebagai induk semang bagi perempuan pelacur itu membuatnya terancam hukuman penjara selama satu tahun. Polisi menjeratnya dengan Pasal 296 KUHP.
Dia mengaku sudah menjalani pekerjaan sebagai germo pelacur top sejak 2012. Sebelumnya dia bekerja sebagai penata rias bagi artis atau model sejak 1999 silam. Kepada sejumlah media termasuk Tempo, dia menjawab pertanyaan terkait sepak terjangnya di dunia esek-esek papan atas.
Sambil tertunduk, laki-laki berusia 32 tahun ini menjelaskan pekerjaannya dengan menggunakan baju tahanan berwarna jingga dan dikawal polisi. Suaranya juga terdengar lemah lembut dan membawa kesan feminim ketika menjawab pertanyaan seputar pelacuran tersebut. Awalnya, dia cukup 'irit' berbicara soal pekerjaannya sebagai germo.
Namun lama-kelamaan dia menceritakan pekerjaannya secara gamblang. Bahkan, dia juga tidak membantah jika inisial nama artis yang beredar di media sosial adalah anak buahnya. Berikut petikan wawancara dengan Robbie.
Sejak kapan menjajakan artis atau model?
Baru tahun 2012, sebelumnya saya jadi make-up artist saja. Jadi penata rias sejak 2009.
Mengapa berhenti jadi penata rias?
Uangnya lebih besar daripada jadi make-up artist. Kalau mendandani artis sekali kerja dibayar Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Kalau sekarang bisa sampai Rp 20 juta. Pokoknya jatah komisi saya 20 persen.
Siapa artis yang ditawarkan?
Dari berbagai kalangan. Pokoknya kalau artis yang baru-baru, paling mahal rate-nya sampai Rp 100 juta. Paling murah Rp 80 juta. Kalau artis-artis yang terkenal bisa sampai Rp 200 juta, dan dia memang pasti banyak yang suka. Mereka umurnya dari 23 sampai 30 tahun.
Pelanggannya ada dari kalangan mana?
Tidak tahu kalau pekerjaannya apa saja. Saya cuma tahu mereka pengusaha dan pejabat saja. Pertama saya komunikasi lewat BBM (Blackberry Messenger) atau WA (WhatsApp). Setelah itu baru bertemu langsung.
Cara menawarkannya seperti apa?
Saya tidak menawarkan anak buah saya. Klien saya yang memilih dengan cara ngobrol-ngobrol dulu. Klien biasanya minta bertemu dulu untuk deal soal harga. Yang memilih (perempuannya) juga klien saya, kalau tidak ada, ya tidak transaksi. Kalau ada, saya kontak orangnya. Saya tanya bisa atau tidak, kalau bisa ya langsung lanjut transaksi dan dia langsung bisa eksekusi. Prosesnya satu hari, paling lama dua hari.
Harga yang disepakati standarnya apa?
Tidak ada standar. Saya juga tidak menetapkan harga. Yang sepakat harganya itu klien saya dengan target klien. Perempuannya itu menentukan tarif yang diinginkan. Saya cuma menyampaikan saja. Kalau deal, klien harus bayar 30 persen untuk uang muka. Lalu klien saya dan artisnya itu naik sendiri ke kamar.
Artisnya siapa saja?
Pokoknya banyak, ada sekitar 200. Itu dari berbagai kalangan (artis film, sinetron, dan model). Pokoknya range tarif mencapai Rp 80 juta sampai Rp 200 juta. Termasuk AA yang kemarin ditangkap, itu tarifnya Rp 80 juta untuk short-time. Kalau artis-artis baru paling mahal Rp 100 juta. Kalau yang sudah terkenal bisa sampai Rp 200 juta.
Apakah yang ada daftar inisial yang beredar di media sosial?
Saya juga sudah dengar itu. Itu bukan dari saya. Tapi kisarannya begitu.
Ada nama komunitas artis-artinya itu ?
Tidak ada nama khusus. Kalau saya bilangnya itu arisan, tapi bukan arisan yang dikocok terus keluar nama. Cuma istilah saja. Biar lebih etis saja kesannya kepada mereka. Soalnya saya panggil mereka 'adik' dan mereka panggil saya 'kakak. Setiap mau ada klien juga pasti saya tanya, 'Dik, kamu bisa atau tidak?' Kalau bisa baru lanjut.
Bagaimana cara rekrut artisnya ?
Tidak ada rekrutmen artis begitu. Mereka tahu cuma dari mulut ke mulut saja. Mereka dengar 'Oh itu si O (Obbie, panggilan Robby) anak-anaknya banyak' atau 'Si O kliennya banyak.' Nanti mereka yang datang kepada saya, lalu saya bantu mereka. Makanya saya dapat komisi 20 persen.
Berati Anda banyak uang ya ?
Tidak juga. Sekali dapat memang lumayan, bisa Rp 20 juta. Tapi pernah juga beberapa kali sebulan itu tidak ada pelanggan sama sekali. Kalau dapat uang juga untuk kehidupan sehari-hari saja, buat makan, beli baju, atau beli yang lain-lain. Tapi memang bukan barang yang branded. Kadang kalau ada lebih juga buat clubbing. [Tempo]
0 komentar:
Posting Komentar