Informasi pribadi dan data rahasia dari sekitar empat juta mantan dan pegawai federal Pemerintah Amerika Serikat telah dicuri. Pencurian besar-besaran lewat dunia maya ini diumumkan oleh Pemerintah Barack Obama pada Kamis (4/6).
The Office of Personnel Management atau Kantor Manajemen Personalia, milik pemerintah federal, memperingatkan karyawan yang mungkin akan terpengaruh untuk waspada untuk penipuan keuangan. Kantor yang bertugas untuk menangani izin keamanan dan informasi sensitif lainnya, mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi bahwa sistem yang telah dilanggar pada bulan April.
"Melindungi data kami Federal karyawan dari insiden cyber berbahaya adalah prioritas tertinggi kami," kata Katherine Archuleta, direktur kantor itu, dalam sebuah pernyataan.
"Kami sangat bertanggung jawab untuk mengamankan informasi yang tersimpan dalam sistem kami, dan berkoordinasi dengan mitra agen kami, tim kami yang berpengalaman terus mengidentifikasi peluang untuk lebih melindungi data yang kita dipercayakan," ujarnya.
Katherine mengatakan pihaknya telah mengupgrade sistem keamanan pada server setelah pelanggaran terjadi, dengan memperbaharui software anti-malware pada sistem dan meninjau koneksi untuk memastikan akses sah saja yang mampu masuk.
Seorang juru bicara FBI mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas pelanggaran data ini.
Sebelumnya Washington Post dan Wall Street Journal memberitakan, pemerintah federal meyakini dalang pelanggaran akses data ini dilakukan oleh hacker China, kejadian ini menandai kedua kalinya pembocoran data terjadi. Tahun 2014 lalu China pernah menembus pertahanan cyber milik pemerintah federal. Saat ini China dan Rusia terus mengobarkan serangan cyber di AS
Menanggapi aksi hack tersebut, Kantor manajemen mengatakan akan menawarkan pemantauan kredit gratis kepada karyawan yang terkena dampak.
Legislator dari Partai Demokrat, Adam Schiff meminta Kongres untuk segera meloloskan peraturan meningkatkan berbagi data cyber ancaman tertentu antara sektor swasta dan pemerintah termasuk hacking. Langkah-langkah untuk efek yang disahkan DPR bulan lalu, namun Senat belum membawa proposal ke lantai.
"Gangguan terbaru ini adalah salah satu yang paling mengejutkan karena orang Amerika mungkin berharap bahwa jaringan komputer federal dipertahankan dengan keadaan pertahanan seni," ujar Schiff yang juga anggota Komite Intelijen dalam Parlemen.
"Ancaman cyber dari hacker, penjahat, teroris dan aktor-aktor negara adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi setiap harinya, dan itu jelas menegaskan bahwa perbaikan substansial dalam database maya dan pertahanan kita semakin terlambat," ujarnya dengan menambahnya, "Itu sebabnya Parlemen bergerak maju pada undang-undang keamanan cyber pada awal tahun ini, dan itu harapan saya bahwa insiden terbaru ini akan memacu Senat untuk bertindak."
Ia juga meminta pendukung privasi agar mendukung undang-undang itu sehingga bisa memberi semangat pengawasan pemerintah dengan menyerahkan lebih banyak data ancaman keamanan ke Badan Keamanan Nasional. [WashingtonPost]
0 komentar:
Posting Komentar