Sekda Buka Simulasi Bencana Alam di Raja Ampat
pada tanggal
Wednesday, June 22, 2016
![]() |
Pembukaan Simulasi Penggulangan Bencana di Raja Ampat |
SAPA (WAISAI) – Pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim.,M.Si secara resmi membuka kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana Alam seperti Gempa Bumi dan Tsunami Provinsi Papua Barat di Hotel Maras Risen, Waisai, Raja Ampat, Selasa (21/6).
Selain Sekda, kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kapusdiklat PB, dr. Bagus Tjahjono, MPH; Kepala Badan Metrologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG), Andri Wijaya; Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPNBD) Raja Ampat, Alfaris Mambraku; Kapolres Raja Ampat, Dandim Sorong, Danposal Waisai, Kepala Dinas Pendidikan, Humas Raja Ampat, tokoh masyarakat dan peserta simulasi penanggulangan bencana.
“Kegiatan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Raja Ampat, ini sangat penting,”, kata Dr. Yusuf Salim.
Menurut Yusuf, kegiatan Table Top Excercise dan Command Post Excercise untuk menguji kesiapan Daerah dalam penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami. Beberapa waktu lalu, wilayah Raja Ampat Masuk dalam daerah yang terkena dampak Bencana gempa bumi, peristiwa tersebut akan menimbulkan kepanikan bagi masyarakat.
“Selain itu, muncul pula Isu tsunami Informasi soal Tsunami yang beredar benar-benar menimbulkan ketakutan dan kepanikan yang luar biasa. berkaca dari pengalaman tersebut, saya berharap agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah Raja Ampat harus memiliki kemampuan teknis dan sumber daya manusia yang handal dalam mengatasi bencana baik bencana alam maupun konvensional,” ujar dia.
Lanjut Yusuf, selain penguatan kapasitas lembaga, diperlukan juga manajemen dan pengelolaan bencana yang terencana dan terstruktur memiliki setrategi yang efektif, efisien dan tangkas. bukan saja untuk mengatasi bencana yang terjadi tetapi juga mampu memberikan pemahaman dan informasi yang akurat bagi masyarakat soal bencana.
“Beberapa fasilitas penting yang terkait dengan penanggulangan bencana perlu difungsikan dengan baik, dijaga dan dirawat dengan penuh rasa tanggungjawab,” pinta dia.
Kepala BNPB Raja Ampat, Alfaris menyambut positif dengan pelaksanaan kegiatan TTX dan CPX simulasi Penanggulangan Bencana di Raja Ampat ini.
“Kabupaten Raja Ampat ini, merupakan daerah terkena dampak cukup tinggi, khususnya kegiatan yang dilakukan di kabupaten Raja Ampat ini”, kata Alfaris kepada wartawan.
Menurut Alfaris, hal ini sangat perlu mengingat kemarin tahun 2012 Raja Ampat terkena gempa bumi cukup mengerikan seperti kerusakan bangunan, rumah, harta dari 8 distrik, 59 kampung, yang terkena dampak bencana pada rusak berat, rusak ringan dan rusak berat.
“Nah juga menjelang musim hujan ini, di Raja Ampat kerap terjadi tanah longsor dan diperkirakan akan berpotensi Tsunami, kegiatan ini dipusatkan di dua kabupaten di Provinsi Papua Barat,” ungkapnya.
Kata Alfaris, dampak positif dari kegiatan ini sangat berarti bagi pemerintah kabupaten Raja Ampat untuk menambahkan wawasan SDM yang kurang di kabupaten Raja Ampat ini. Selain itu, Menunjang juga kemajuan peralatan sarana dan sarana yang sangat kurang yang disiapkan di kabupaten Raja ampat.
Selanjutnya pihaknya siap mengajukan dana berhubungan dengan gempa dan tsunami yang diprediksi akan terjadi kedepannya.
“Jadi kegiatan ini sangat penting, yang diikuti oleh 35 peserta, dari setiap dinas terkait akan kita bawah dari dunia usaha, tokoh masyarakat dan pengusaha daerah-daerah wisata”, jelas Alfaris.
Dalam kegiatan ini merupakan pembekalan dan simulasi perlu dan sangat penting supaya kedepan 35 orang ini nantinya setelah selesai mengikuti kegiatan selama 4 hari sejak tanggal 21-24 Juni 2016.
“Kami optimis 35 orang peserta ini, bisa mendapatkan hasil yang baik dan akan mentransferkan kepada masyarakat”, ujar Alfaris.
Sementara widyaiswara pada diklat tersebut, Jajat Suarjat, S.Pd., M.Si mengungkapkan kegiatan untuk simulasi biasa memberikan tentang pendeteksian dini informasi dan kami berharap mereka bisa memberikan sering pengetahuan kepada masyarakat dan mudah-mudahan bermanfaat bagi Masyarakat.
“Kedepan BNPBD Raja Ampat bisa memberikan informasi dan menindaklanjuti dengan jalur evakuasi dan titik kumpul ketekena ada Gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat di Raja Ampat”, ungkapnya.
Menurut Jajat, pihaknya akan mencari kekuarangan dari salah satunya adalah alat pendeteksi itu rusak iya kami akan menginformasikan itu kepada BMKG, supaya memperhatikan alat tersebut untuk diperbaiki kemudian, kami memperkuat masyarakat dalam artian 35 orang ini kamu member pegetahuan dan pemahaman tentang informasi ancaman tsunami di raja ampat. Peserta ini akan disimulasikan bagaimana cara mereka evakuasi masyarakat.
Ditanya terkait Alat Deteksi Gempa yang rusak di WTC, ia menjelaskan pihaknya akan menyampaikan ini ke BMKG dan kita koordinasikan. kami belum mengetahui alat yang rusak apa rusak ringan atau rusak berat, kalau rusak berat akan kita informasikan ke pusat agar mereka kordinasikan dan kita mengiginkan bahwa kita bisa melihat kekuarangan. Akan menjadi acuan buat SOP untuk membuat Gempa dan Tsunami.
“Kami memperkuat koordinasi akan ditindaklanjuti sama BNPBD di sini, itu urusan pemerintah lokal terjadi gempa bumi dan orang pertama yang terkena dampak. Kami dari pemerintah pusat itu, hanya dukungan ketiga masayarakat itu, sepanjang pemerintah local tidak bisa, provinsi kalau tidak bisa baru nantinya dibantu oleh pemerintah Pusat”, tutpnya.(CK)