Freeport Buka Penerbangan ke Wilayah Pedalaman untuk Karyawan 7 Suku
pada tanggal
Saturday, June 25, 2016
SAPA (TIMIKA) - PT. Freeport Indonesia (PTFI) melalui Departement Strategic Business dan Transportation membuka penerbangan ke wilayah pedalaman khusus untuk karyawan 7 suku yang terdiri dari dua suku besar yakni Suku Amungme dan Suku Kamoro, serta 5 suku kekerabatan yakni Suku Mee, Suku Damal, Suku Dani/Lani, Suku Nduga dan Suku Moni. Pelayanan penerbangan akan menggunakan tiga maskapai yaitu, Jhonlin, MAF dan Airfast.
Dibukanya penerbangan ke wilayah terpencil itu atas permintaan karyawan 7 suku melalui Pengurus Unit Kerja-Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PTFI (PUK-SPKEP-SPSI PTFI).
Pembukaan program penerbangan perdana bagi karyawan PTFI Papua 7 suku berlangsung di Bandara Perintis Mozes Kilangan, Jumat (24/6).
Hadir dalam acara tersebut, Ferdinan Deda, Ketua PUK SPSI PTFI Sudiro, VP Strategic Business dan Transportation William Rising, Ketua Tim Perunding PUK SPKEP SPSI PTFI Gibi Kenelak, dan karyawan 7 suku.
Mewakili manajemen PTFI, VP Strategic Business dan Transportation William Rising dalam sambutannya mengatakan, ini merupakan program baik yang dibuat oleh SPSI PTFI yang didukung penuh pekerja Papua PTFI.
Dikatakan Rising, manajemen PTFI berharap agar program ini dapat mencapai tujuannya. Dimana karyawan 7 suku kini sudah bisa pulang ke kampung halaman bersama keluarganya hingga kembali bekerja dengan menggunakan tiga maskapai yang aman dan nyaman yang telah disiapkan.
Disamping itu, kata Rising dapat memberi kesempatan para maskapai lainnya datang dan membantu program yang ada saat ini.
Dibukanya penerbangan ke wilayah terpencil itu atas permintaan karyawan 7 suku melalui Pengurus Unit Kerja-Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PTFI (PUK-SPKEP-SPSI PTFI).
Pembukaan program penerbangan perdana bagi karyawan PTFI Papua 7 suku berlangsung di Bandara Perintis Mozes Kilangan, Jumat (24/6).
Hadir dalam acara tersebut, Ferdinan Deda, Ketua PUK SPSI PTFI Sudiro, VP Strategic Business dan Transportation William Rising, Ketua Tim Perunding PUK SPKEP SPSI PTFI Gibi Kenelak, dan karyawan 7 suku.
Mewakili manajemen PTFI, VP Strategic Business dan Transportation William Rising dalam sambutannya mengatakan, ini merupakan program baik yang dibuat oleh SPSI PTFI yang didukung penuh pekerja Papua PTFI.
Dikatakan Rising, manajemen PTFI berharap agar program ini dapat mencapai tujuannya. Dimana karyawan 7 suku kini sudah bisa pulang ke kampung halaman bersama keluarganya hingga kembali bekerja dengan menggunakan tiga maskapai yang aman dan nyaman yang telah disiapkan.
Disamping itu, kata Rising dapat memberi kesempatan para maskapai lainnya datang dan membantu program yang ada saat ini.
“Kami harapkan ini menjadi suatu program yang baik, para karyawan bisa kembali ke rumah dan juga kembali berkerja dengan baik,” kata Rising.
Sementara Ketua SPSI PTFI Sudiro dalam sambutannya mengatakan, di bukanya program penerbangan 7 suku ini adalah hal yang sangat baik. Sebab selama ini karyawan 7 suku masih terkendala untuk pulang ke kampung halamannya.
“Selama ini karyawan 7 suku terkendala dalam penerbangan. Untuk itu, program penerbangan untuk 7 suku ini untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju ke kampung halaman mereka,” kata Sudiro.
Sudiro menyebutkan, tiga maskapai tersebut akan melayani penerbangan ke wilayah Ilaga, Beoga, Wamena, Enarotali, Waghete, Moanemani dan Sugapa. Apabila nanti dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan-kekurangan, kata Sudiro pihaknya akan mencari solusi bersama PTFI.
“Kami dalam hal ini serikat dan juga teman-teman di manajemen punya komitmen yang jelas. Untuk saat ini penerbangan di layani pesawat komersial, nanti setiap tahun dan selama dua tahun perjanjian kerja sama. Di dalam perjanjian kerja sama dan juga aspirasi-aspira itu, mungkin kita akan tampung dan kita akan diskusikan dan juga akan dinegosiasikan untuk jalan keluarnya,” jelas Sudiro.

“Kami karyawan tujuh suku akui dan itu wajar perusahan memberikan perhatiaan kepada mereka. Tetapi kami karyawan7 suku PTFI punya hak untuk meminta perhatiaan khusus berdasarkan kontribusi kami terhadap perusahaan. Oleh sebab itu, kami meminta perhatian kepada perusahaan untuk buka akses penerbangan ke pedalaman,” kata Gibi.
Menurut Gibi, akses penerbangan ke pedalaman ini sudah sering di perjuangkan oleh senior-senior 7 suku di tahun –tahun sebelumnya, tetapi mungkin rencana Tuhan belum saatnya untuk mengabulkan lewat senior 7 suku ini. Sehinga lewat generasi sekarang ini bisa diperjuangkan sampai bisa mendapatkan hasilnya.
“Itu pun bukan dengan kemampuan dan kehebatan kami yang terjadi, karena ini semua hasil dukungan doa dari karyawan 7 suku dengan keluarganya, sehingga Tuhan kabulkan permintaan karyawan 7 suku ini,” kata Gibi.
Untuk itu, mewakili karyawan dan keluarga 7 suku, Gibi menyampaikan terima kasihnya kepada manajemen PTFI yang sudah membuka penerbangan khusus untuk karyawan 7 suku.
“Kami karyawan 7 suku menyampaikan banyak terima kasih kepada PTFI dimana sudah membuka akses penerbangan pedalaman untuk karyawan 7 suku, karena inilah kami tunggu-tunggu dari tahun ketahun,” kata Gibi. (CR3)