Konflik Terjadi Akibat Tidak Ada Pembangunan
pada tanggal
Saturday, May 14, 2016
SAPA (TIMIKA) - Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika Elias Mirip mengatakan, konflik yang terjadi akibat dari pembangunan yang sampai saat ini belum berjalan.
Kata dia, Konflik social yang terjadi di Kwamki Narama dikarenakan tidak ada kesibukan warga, dalam artian tidak ada aktivitas pembangunan beberapa bulan terakhir, pasalnya ada desa yang menjadi tempat mereka tinggal, namun apabila dan tersebut disalurkan dengan baik dengan sendirinya masyarakat akan berhenti berperang dan mereka akan memfokuskan diri pada pembangunan.
Menurutnya, akibat dari tidak adanya kesibukan dari masyarakat dikampung sehingga timbullah pikiran-pikiran yang jahat hingga melahirkan sebuah tindak criminal antar orang hingga kelompok, jadi apabila ada kesibukan pembangunan didalam kampung berarti masyarakat dengan sendirinya akan memilih hal lebih menguntungkan diri sendiri dan masyarakat.
“Ada konflik karena mereka tidak ada kesibukan, padahal mereka punya desa, dan kalau kita salurkan dana desa berarti mereka sibuk dengan pembangunan berarti mereka akan berhenti berperang dan dengan sendirtinya akan hilang,” terang Elias Mirip saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (13/5).
Lanjut Elias, banyak dari masyarakat yang terlibat dalam konflik tersebut merupakan orang-orang yang menjadi pelopor pembangunan dikampung, sehingga percepatan pencairan dana desa tersebut, akan membuar masyarakat lebih memilih untuk pembangunan dibanding perang, sehingga peran pemerintah harus betul-betul ada didalam masyarakat.
“Jadi aparat kampung yang terlibat dalam konflik tapi kalau ada pencairan dana pasti mereka akan berhenti dan focus untuk pembangunan dan mereka akan turut didalam pembangunan,” jelasnya.
Dirinya yakin apabila pendekatan dari pihak Pemkab dan DPRD melalui dana untuk pembangunan kampung dirinya yakin koflik yang sedang terjadi pasti akan dihentikan.
“Jadi kita jangan jauh dari mereka tapi kita harus dekat dengan mereka melalui dana desa supaya mereka berhenti perang dan mengisi pembangunan di kampungnya,” pungkasnya (Ricky Lodar).
Kata dia, Konflik social yang terjadi di Kwamki Narama dikarenakan tidak ada kesibukan warga, dalam artian tidak ada aktivitas pembangunan beberapa bulan terakhir, pasalnya ada desa yang menjadi tempat mereka tinggal, namun apabila dan tersebut disalurkan dengan baik dengan sendirinya masyarakat akan berhenti berperang dan mereka akan memfokuskan diri pada pembangunan.
Menurutnya, akibat dari tidak adanya kesibukan dari masyarakat dikampung sehingga timbullah pikiran-pikiran yang jahat hingga melahirkan sebuah tindak criminal antar orang hingga kelompok, jadi apabila ada kesibukan pembangunan didalam kampung berarti masyarakat dengan sendirinya akan memilih hal lebih menguntungkan diri sendiri dan masyarakat.
“Ada konflik karena mereka tidak ada kesibukan, padahal mereka punya desa, dan kalau kita salurkan dana desa berarti mereka sibuk dengan pembangunan berarti mereka akan berhenti berperang dan dengan sendirtinya akan hilang,” terang Elias Mirip saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (13/5).
Lanjut Elias, banyak dari masyarakat yang terlibat dalam konflik tersebut merupakan orang-orang yang menjadi pelopor pembangunan dikampung, sehingga percepatan pencairan dana desa tersebut, akan membuar masyarakat lebih memilih untuk pembangunan dibanding perang, sehingga peran pemerintah harus betul-betul ada didalam masyarakat.
“Jadi aparat kampung yang terlibat dalam konflik tapi kalau ada pencairan dana pasti mereka akan berhenti dan focus untuk pembangunan dan mereka akan turut didalam pembangunan,” jelasnya.
Dirinya yakin apabila pendekatan dari pihak Pemkab dan DPRD melalui dana untuk pembangunan kampung dirinya yakin koflik yang sedang terjadi pasti akan dihentikan.
“Jadi kita jangan jauh dari mereka tapi kita harus dekat dengan mereka melalui dana desa supaya mereka berhenti perang dan mengisi pembangunan di kampungnya,” pungkasnya (Ricky Lodar).