-->

13 Warga Terluka Akibat Perang Kwamki Lama

Aparat kepolisian saat menghalangi pergerakan warga dari kubu bawah
SAPA (TIMIKA) -  Sebanyak 13 warga Kwamki Lama, Distrik Kwamki Narama, mengalami luka-luka akibat terkena busur panah setelah sempat dua kali terjadi ketegangan perang adat antar warga dari kedua kubu, Jumat (13/5) pagi sekitar pukul 06.30 WIT dan sore sekitar pukul 15.00 WIT.

Setelah pagi dan sore hari terlibat perang adat antar kubu di Kwamki Lama, yakni antara kubu bawah dengan kubu atas, terdapat 13 korban yang mengalami luka akibat terkena busur panah dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Ketegangan terjadi ketika kubu bawah bersama kubu atas saling melempar suara, bermaksud agar diantara salah satu kubu dapat terprovokasi yang akhirnya kedua kubu terlibat perang.

Sebelumnya, aparat keamanan terus berupaya agar dapat menghalau pergerakan dari kedua kubu dan tidak terlibat bentrok, namun kedua kubu terus-menerus saling memancing dan mencari celah, akhirnya bentrok tidak dapat dihindari dan kedua kubu terlibat perang adat. Perang adat dilakukan warga dengan saling serang menggunakan busur panah dan alat tajam lainnya, bahkan ada juga yang menggunakan senapan angin.

Akhir dari perang adat di Kwamki Lama pada Jumat kemarin, menyebabkan 13 warga terluka, berikut nama-nama warga yang menjadi korban dan terluka dalam pada perang adat di Kwamki Lama, antara lain dari kubu bawah terdapat tujuh warga, yakni Melki Kiwak, Jhon Uamang, Demi Magai, Tingginus Kiwak, Bilu Kiwak, Kaco Kiwak dan Deki Kiwak. Sementara itu dari kubu atas terdapat dua orang warga, yakni Alkopme Wandikbo dan Iloli Tabuni. Korban dari kubu bawah dirujuk ke RSUD Mimika, sedangkan korban dari kubu atas dirujuk ke RSMM Caritas, namun korban dari kubu atas masih bisa mengatasi luka yang dialami akibat terkena panah dan senapan angin, sehingga tidak dibawa ke RSMM Caritas.

Setelah perang berakhir diredam, aparat keamanan dalam hal ini Wakapolres Mimika, Kompol Y Takamully, mendatangi masing-masing dari kedua belah pihak untuk memberikan arahan serta himbuan agar menahan diri dan tidak lagi melakukan penyerangan.

“Intinya bapak-bapak duduk tenang dan tidak melakukan penyerangan ke bawah,” kata Takamully dihadapan warga dari kubu atas.

Selain itu disampaikan pula bahwa pihak keamanan sementara berkonsentrasi dan memberikan arahan kepada kubu bawah agar tidak lagi melakukan penyerangan terhadap warga dari kubu atas. Sebab, warga dari kubu atas mengatakan bahwa pihaknya hanya berjaga-jaga, jika sewaktu-waktu dari kubu bawah melakukan penyarangan terhadap mereka, maka kubu atas siap melayani kubu bawah.

“Kami sudah berusaha dari tadi untuk tidak terjadi perang, tapi mereka dibawah keras kepala. Sekarang kami konsentrasi kebawah supaya mereka tidak lagi melakukan penyerangan,” kata Kanit Sabhara Polsek Miru dihadapan warga kubu atas, Ipda Dortheus.

Sementara itu, pihak dari kubu atas maupun kubu bawah, tidak menginginkan adanya konflik yang terjadi diluar Kwamki Lama. Bahkan dari kedua kubu meminta aparat keamanan untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak di inginkan terjadi diluar Kwamki Lama. Menurut mereka, perang adat cukup terjadi di Kwamki Lama, jika terjadi tindak kriminal dan yang menajdi korban merupakan warga dari salah satu kubu, menurut mereka hal itu murni tindakan yang dilakukan secara individu, tidak melibatkan kedua kubu yang sementara berseteru di Kwamki Lama. (Saldi Hermanto) 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel