-->

PHDI Mimika Rayakan Nyepi

SAPA (TIMIKA) – Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1938 dengan membakar Ogoh-ogoh untuk menyucikan diri sebelum memasuki Tahun Baru. Upacara tersebut berlangsung di Pura, Distrik Wania, Kelurahan Wonosari  Jaya SP 4, Selasa (8/3).

Prosesi  yang berlangsung dari sore hingga diakhiri dengan ibadah pada malam hari tersebut bertujuan agar menyucikan diri dari hal-hal yang negatif.  

Pada perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1938 mengusungkan tema keberagaman perekat persatuan. Sub tema, dengan semangat hari raya nyepi kita bangun masyarakat Mimika yang aman sejahtera dan harmonis

Ketua PHDI Kabupaten Mimika I Made Sudiarta mengatakan, arti dari tema tersebut yakni, tidak memandang dari agama, ras, serta golongan, namun selalu memiliki satu tujuan untuk membangun Indonesia, terlebih khusus tempat dimana umat Hindu berada.

“Keberagaman perekat persatuan artinya kita berbeda-beda (Nasrani, Muslim, Hindu, Budha) tapi tujuan kita tetap satu untuk membangun Kabupaten Mimika disini,’ ujar Sudiarta saat ditemui usai ibadah.

Lanjut Sudiarta,  maksud dari tema tersebut agar semua masyarakat meski berbeda agama bisa mengambil bagian dalam pembangunan di Kabupaten Mimika sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. “Sehingga bisa terciptanya rasa aman dan saling menghargai serta menghormati antar umat di Mimika, dengan membakar ogoh-ogoh atau raksasa yang diidentik dengan hal-hal yang negatif,” jelasnya.

Menurutnya, raksasa tersebut melambangkan sifat-sifat bertentangan dengan kebaikan sehingga perlunya penyucian diri sebelum memasuki tahun baru Caka.

“Jadi kita berharap hal-hal negatif itu bisa diserap oleh Ogoh-ogoh itu saat arak-arakan, sehingga hal-hal negatif bisa diambil dan dibakar. Jadi harapan kita bisa sama-sama bangun Kabupaten Mimika ini dengan damai sejahtera dan harmonis,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Ustad Abdul Mutholib Elwahan saat ditemui di Pura mengatakan, pihaknya sendiri sangat bangga dengan kondisi kerukunan umat beragama yang ada di Mimika. Pasalnya, setiap hari besar keagamaan yang dirayakan di Mimika tetap terjaga keamanannya. Oleh sebab itu, pihak FKUB mengharapkan kepada seluruh masyarakat Mimika agar tetap mempertahankan kerukunan yang berlandaskan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama.

Menurut Ustad Elwahan, setiap agama mengajarkan kebaikan, sehingga dengan  saling menghargai dan menghormati antar umat beragama bisa mewujudkan kedamaian dan keharmonisan demi terciptanya keamanan dan ketertiban.

“Kami sendiri memiliki kebanggaan tersendiri, kami mengharapkan kepada semua umat yang ada di Kabupaten Mimika agar saling menghormati sebagaimana apa yang sudah kita canangkan bersama selama ini," ujar Elwahan. (Ricky Lodar)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel