-->

Pemkab dan DPRD Harus Lindungi Anak

INDONESIA saat ini darurat kekerasan anak. Bisa dibayangkan jumlah kasus yang terjadi mencapai 20 juta lebih, lebih dari setengahnya (52 persen) atau sekitar 11 juta merupakan kasus pencabulan alias pemerkosaan alias tindak kekerasan seks terhadap anak dibawah umur. Sebuah jumlah yang sangat amat banyak. Mau dibawa ke mana nasib dan masa depan anak-anak kita, terlebih anak-anak perempuan, bila sudah dirusak sejak masih kecil.

Kasus kekerasan terhadap anak ini sudah terjadi merata di seluruh Indonesia, termasuk di Timika, Kabupaten Mimika. Data yang tercatat dan ditangani aparat kepolisian cukup banyak. Salah satunya kasus yang menimpa anak perempuan usia 10 tahun dengan pelaku AW (25). Kasus ini menjadi terkenal di media sosial facebook karena diduga ada oknum polisi yang mengikat, menelanjangi dan menganiaya pelaku pencabulan. Dugaan ini setelah diselidiki ternyata salah besar.

Lepas dari hebohnya komentar-komentar terhadap foto pencabulan ini di dunia maya, masalah pokok yakni tindak kekerasan terhadap anak ini haruslah yang menjadi perhatian utama dan harus serius dilakukan berbagai upaya pencegahan agar kasus yang sama tidak terjadi pada anak-anak lainnya. Komnas Anak, lembaga-lembaga lain yang terkait dengan perlindungan anak, pemerintah dan aparat kepolisian harus gencar melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan para orangtua untuk mengawasi betul anaknya, terlebih terhadap anak perempuan.

Upaya sosialisasi yang dilakukan Ibu-Ibu Bhayangkari Polres Mimika patut diapresiasi positif. Sosialisasi seperti ini harus ditiru oleh lembaga-lembaga perlindungan anak lainnya di daerah ini. Kegiatan sosialisasi langsung kepada orangtua harus dilakukan sampai ke tingkat paling bawah, RT dan RW. Pemerintah Kabupaten Mimika harus memprioritaskan kegiatan sosialisasi perlindungan anak ini karena kasus kekerasan terhadap anak di Mimika juga tergolong sudah darurat. Tidak bisa tidak.

Kasus kekerasan terhadap anak di Timika harus mendapat perhatian serius semua pimpinan dan anggota DPRD Mimika yang dalam waktu dekat akan membahas Rancangan APBD Mimika tahun 2016. DPRD Mimika mesti melihat program-program kerja apa saja yang disodorkan Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (BP3A dan KB) di tahun 2016 ini. Apakah ada program terkait sosialisasi kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak? Berapa besar dananya? Kalau kegiatan ini kurang diakomodir oleh Pemkab Mimika BP3A dan KB, maka DPRD perlu merevisinya agar program sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak mendapat porsi yang layak.

Sosialisasi ini penting karena terbukti kasus kekerasan dalam berbagai macam bentuk terhadap anak hampir tiap minggu terjadi. Fakta ini membuktikan banyak orangtua yang belum tahu, bahkan belum menyadari bahaya tindak kekerasan sedang menghantui anak-anaknya. Banyak orangtua yang masih membiarkan anak perempuannya pergi dan pulang dari sekolah seorang diri alias tidak diantar dan tidak jemput. Banyak orangtua yang tidak tahu dan tidak menyadari anak-anaknya menjadi incaran pemuas nafsu birahi lelaki hidung belang.

Salah satu cara untuk memberitahukan kepada para orangtua akan bahaya kekerasan terhadap anak ini adalah melalui kegiatan sosialisasi. Bila para orangtua sudah tahu dan sadar bahwa bahaya pencabulan dan perkosaan sedang menghantui anak-anaknya, maka sudah pasti para orangtua akan mengawasi betul keberadaan anaknya saat berada di rumah, di lingkungan sekitar, saat pergi dan pulang sekolah. Dengan demikian upaya pencegahan telah dilakukan. Selama ini terjadi banyak kasus kekerasan terhadap anak, salah satu penyebabnya ada pembiaran dari orangtua. Banyak orangtua tidak peduli terhadap anak, mau buat apa, mau ada di mana, kurang diperhatikan. Sikap ini yang harus dirubah. Lebih baik mencegah tindak kekerasan terhadap anak. Karena bila sudah terjadi, bisa jadi tidak ada obatnya. Tidak mungkin bisa mengembalikan keperawanan seorang anak yang telah menjadi korban pemerkosaan. Trauma akibat kejadian ini juga bisa jadi menghantui kehidupan anak sepanjang masa. Banyak anak korban tindak kekerasan yang masa depannya suram karena trauma yang dialami terus membelenggu hidupnya. Inilah yang harus disadari dan menjadi perhatian serius dari para orangtua dan pemerintah. (Redaksi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel