Dhoto Pimpin Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura
pada tanggal
Monday, February 22, 2016
SAPA (JAYAPURA) - Mantan Pemimpin Redaksi Harian Salam Papua, Eveerth Zachariaz Joumilena (Dhoto) memimpin Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura setelah berhasil mengumpulkan suara terbanyak dalam Konferensi Kota (Konferta) organisasi tersebut.
Konferta AJI Kota Jayapura yang digelar di Grand Abe Hotel, Kota Jayapura, Sabtu (20/2) hingga malam itu dihadiri Ketua AJI Indonesia Suwarjono, Ketua AJI Jayapura dua periode Victor Mambor dan Korwil AJI Wilayah Timur Cunding Levi dengan peserta kurang lebih 30 orang.
Dhoto yang juga mantan kontributor LKBN Antara Biro Papua di Jayapura pada 2006-2007 dan 2009 maju sebagai calon Ketua AJI Jayapura berpasangan dengan Musa Abubar sebagai sekretarisnya. Sementara Musa Abubar, kini juga tercatat sebagai kontributor Antara Biro Papua sejak 2013. Keduanya juga tercatat sebagai mantan wartawan Tabloidjubi.com yang dikelola oleh Victor Mambor.
Dalam Konferta AJI Kota Jayapura itu berlangsung cukup seru, sejak dari pembacaan tata tertib hingga penentuan calon ketua dan calon sekretaris, akhirnya diusung dua pasangan calon, yakni Dhoto berpasangan dengan Musa dan Jack Wally berpasangan dengan Anang Budiono, wartawan Harian Pagi Papua dan kontributor Antara Foto.
Dhoto dan Musa berhasil meraih 22 suara pemilih sah, sementara pasangan Jack Wally dan Anang Budiono hanya meraih empat suara, sisanya dua suara terhitung abstain.
"Visi saya ingin aktifkan kebersamaan dan menjaga independensi jurnalis AJI Kota Jayapura di Papua," kata Dhoto didampingi Musa Abubar usai kegiatan tersebut.
Dhoto berjanji, selama memimpin AJI Kota Jayapura bersama Musa Abubar, akan memperjuangkan dan mempertahankan kebebasan pers yang menjadi kebutuhan publik akan informasi yang obyektif.
"Lalu, sosialisasi nilai-nilai ideal jurnalisme dan penyadaran atas hak-hak ekonomi pers, pelatihan jurnalistik, diskusi, seminar serta penertiban hasil-hasil pengkajian dan penelitian soal pers," katanya.
Selain itu, mengadvokasi pekerja pers melalui bantuan hukum, kemanusian yang alami depresi, baik oleh pers, institusi negara, maupun oleh kelompok-kelompok masyarakat.
"Tentunya, kami juga ingin meregenerasi keanggotaan AJI Kota Jayapura, merekrut anggota baru dan melibatkan fungsi semua pengurus serta keanggotaan AJI dalam bekerja," katanya yang diamini Musa Abubar.
Sebelum Konferta AJI Kota Jayapura, terlebih dahulu kegiatan tersebut diawali dengan diskusi publik dengan judul "Konten lokal TV yang merawat Kebhinekaan, mungkinkah ?" Yang menghadirkan sejumlah nara sumber, antara lain Jhon Gobay dari tokoh adat Paniai, Rusdi Anwar dari KPI Papua dan Septer Manufandu, dari LSM Jerat Papua.
Pada kegiatan ini, nampak hadir sejumlah petinggi organisasi pers, seperti PWI Papua, IJTI dan IJN Papua dan Papua Barat, serta aktivis LSM dan tokoh politik di Kota Jayapura.
Sementara itu, Ketua AJI Indonesia Suwarjono, mengingatkan agar pengurus AJI Jayapura ke depan harus terus memperjuangkan kebebasan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis.
"Kebebasan pers perlu terus diperjuangkan sebagai cikal bakal kelahiran AJI," kata Suwarjono.
Menurut dia, kebebasan pers harus diperjuangkan karena kebebasan pers merupakan standar jurnalisme.
Begitupula profesionalisme jurnalis harus diperjuangkan, mengingat hal itu yang membedakan anggota AJI dengan wartawan lain umumnya.
"Profesionalisme jurnalisme itu yang membedakan jurnalis anggota AJI dengan jurnalis lain, dengan terus meningkatkan kapasitas," ujarnya lagi.
Ia juga mengingatkan kesejahteraan seorang wartawan juga menjadi tanggung jawab pengurus AJI Jayapura untuk diperjuangkan, mengingat hingga kini banyak wartawan bahkan anggota AJI sendiri, upah yang diperoleh masih minim atau di bawah standar upah minimum provinsi (UMP).
Selain itu, ke depan organisasi jurnalis ini juga perlu menjaga kebersamaan satu sama lain.
Suwarjono menambahkan, AJI Jayapura ke depan harus menanggapi pula isu-isu yang terjadi di Jayapura dan luar Jayapura, serta harus cepat memastikan apa yang terjadi di tengah masyarakat daerah lainnya.(Ant)
Konferta AJI Kota Jayapura yang digelar di Grand Abe Hotel, Kota Jayapura, Sabtu (20/2) hingga malam itu dihadiri Ketua AJI Indonesia Suwarjono, Ketua AJI Jayapura dua periode Victor Mambor dan Korwil AJI Wilayah Timur Cunding Levi dengan peserta kurang lebih 30 orang.
Dhoto yang juga mantan kontributor LKBN Antara Biro Papua di Jayapura pada 2006-2007 dan 2009 maju sebagai calon Ketua AJI Jayapura berpasangan dengan Musa Abubar sebagai sekretarisnya. Sementara Musa Abubar, kini juga tercatat sebagai kontributor Antara Biro Papua sejak 2013. Keduanya juga tercatat sebagai mantan wartawan Tabloidjubi.com yang dikelola oleh Victor Mambor.
Dalam Konferta AJI Kota Jayapura itu berlangsung cukup seru, sejak dari pembacaan tata tertib hingga penentuan calon ketua dan calon sekretaris, akhirnya diusung dua pasangan calon, yakni Dhoto berpasangan dengan Musa dan Jack Wally berpasangan dengan Anang Budiono, wartawan Harian Pagi Papua dan kontributor Antara Foto.
Dhoto dan Musa berhasil meraih 22 suara pemilih sah, sementara pasangan Jack Wally dan Anang Budiono hanya meraih empat suara, sisanya dua suara terhitung abstain.
"Visi saya ingin aktifkan kebersamaan dan menjaga independensi jurnalis AJI Kota Jayapura di Papua," kata Dhoto didampingi Musa Abubar usai kegiatan tersebut.
Dhoto berjanji, selama memimpin AJI Kota Jayapura bersama Musa Abubar, akan memperjuangkan dan mempertahankan kebebasan pers yang menjadi kebutuhan publik akan informasi yang obyektif.
"Lalu, sosialisasi nilai-nilai ideal jurnalisme dan penyadaran atas hak-hak ekonomi pers, pelatihan jurnalistik, diskusi, seminar serta penertiban hasil-hasil pengkajian dan penelitian soal pers," katanya.
Selain itu, mengadvokasi pekerja pers melalui bantuan hukum, kemanusian yang alami depresi, baik oleh pers, institusi negara, maupun oleh kelompok-kelompok masyarakat.
"Tentunya, kami juga ingin meregenerasi keanggotaan AJI Kota Jayapura, merekrut anggota baru dan melibatkan fungsi semua pengurus serta keanggotaan AJI dalam bekerja," katanya yang diamini Musa Abubar.
Sebelum Konferta AJI Kota Jayapura, terlebih dahulu kegiatan tersebut diawali dengan diskusi publik dengan judul "Konten lokal TV yang merawat Kebhinekaan, mungkinkah ?" Yang menghadirkan sejumlah nara sumber, antara lain Jhon Gobay dari tokoh adat Paniai, Rusdi Anwar dari KPI Papua dan Septer Manufandu, dari LSM Jerat Papua.
Pada kegiatan ini, nampak hadir sejumlah petinggi organisasi pers, seperti PWI Papua, IJTI dan IJN Papua dan Papua Barat, serta aktivis LSM dan tokoh politik di Kota Jayapura.
Sementara itu, Ketua AJI Indonesia Suwarjono, mengingatkan agar pengurus AJI Jayapura ke depan harus terus memperjuangkan kebebasan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis.
"Kebebasan pers perlu terus diperjuangkan sebagai cikal bakal kelahiran AJI," kata Suwarjono.
Menurut dia, kebebasan pers harus diperjuangkan karena kebebasan pers merupakan standar jurnalisme.
Begitupula profesionalisme jurnalis harus diperjuangkan, mengingat hal itu yang membedakan anggota AJI dengan wartawan lain umumnya.
"Profesionalisme jurnalisme itu yang membedakan jurnalis anggota AJI dengan jurnalis lain, dengan terus meningkatkan kapasitas," ujarnya lagi.
Ia juga mengingatkan kesejahteraan seorang wartawan juga menjadi tanggung jawab pengurus AJI Jayapura untuk diperjuangkan, mengingat hingga kini banyak wartawan bahkan anggota AJI sendiri, upah yang diperoleh masih minim atau di bawah standar upah minimum provinsi (UMP).
Selain itu, ke depan organisasi jurnalis ini juga perlu menjaga kebersamaan satu sama lain.
Suwarjono menambahkan, AJI Jayapura ke depan harus menanggapi pula isu-isu yang terjadi di Jayapura dan luar Jayapura, serta harus cepat memastikan apa yang terjadi di tengah masyarakat daerah lainnya.(Ant)