PETA Care Nduga, Bantuan Komunitas Freeport Diserahkan
pada tanggal
Monday, January 11, 2016
SAPA (WAMENA) – Bantuan berupa bahan pangan maupun non pangan dari komunitas PT Freport Indonesia (PTFI), dalam hal ini karyawati PTFI, kontraktor, privatisasi, paguyuban dan organisasi agama lainnya, telah diserahkan secara langsung perwakilan PTFI kepada Pemerintah Kabupaten Nduga melalui Kepala Dinas Kesehata Provinsi Papua, Aloysius Giyai, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (8/1).
Perwakilan PTFI memfasilitasi pemberangkatan bantuan kemanusiaan yang digagas oleh komunitas Perempuan Tanah (PETA). PTFI dengan mencarter sebuah pesawat dari salah satu maskapai komersil, mengangkut tim beserta bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan dari komuntas PTFI di Timika dengan total jumlah kurang lebih lima ton, untuk dibawa menuju Wamena.
Tiba di Wamena, bantuan diserahkan melalui prosesi seremonial dan bantuan diserahkan secara simbolis oleh Betty Ibo selaku perwakilan PTFI sekaligus coordinator PETA, kepada kepala dinas kesehatan provinsi Papua.
Dalam sambutannya, Betty menyampaikan bahwa, pihaknya diberi kepercayaan oleh komunitas PTFI untuk dengan penuh kerelaan hati menyerahkan bantuan yang sudah terkumpulkan.
Bantuan ini dijelaskan Betty, diberikan kepada masyarakat kabupaten Nduga dalam hal ini kecamatan Mbua yang terkena kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Pertusis. Akibat dari penyakit ini, puluhan anak maupun balita meninggal dunia sejak bulan Oktober 2015 lalu. Bantuan diberikan dalam bentuk pakaian, makanan, serta kebutuhan lain yang diperlukan masyarakat di Mbua.
Selanjutnya Betty memohon agar bantuan yang diberikan jangan dilihat dari jumlahnya, melainkan niat dan dan ketulusan lah yang menyebabkan bantuan itu hadir.
“Mungkin apa yang kami berikan ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan disana,” katanya.
Dengan sedikit bantuan ini juga, diharapkan dapat mengetuk pintu hati pihak-pihak lain yang memiliki rejeki lebih untuk ikut membantu masyarakat yang sementara ini mengalami kasus KLB di Mbua. Bahkan bantuan yang diberikan ini, diharapkan dapat bermanfaat dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat Mbua.
“Yang berkelebihan di dalam kehidupannya untuk sama-sama bisa menyisihkan sedikit dari berkat yang mereka punya untuk diberikan kepada saudara-saudara kita di kabupaten Nduga. Setelah kami serahkan ini, kami harapkan apa yang menjadi kepedulian kami ini bisa diteruskan kepada saudara-saudara kita di Nduga dalam hal ini Mbua,” harapnya.
Setelah bantuan diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, selanjutnya diserahkan lagi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga untuk didistribusikan ke kecamatan Mbua.
Dalam sambutannya, Aloysius Giyai mengatakan, inisiatif komunitas PTFI untuk merespon usulan dari tim dinas kesehatan maupun DPR Papua dalam membantu masyarakat Mbua yang terkena kasus KLB ini, sangat baik dan dapat menjadi tolak ukur.
Sehingga pada kesempatan itu, Giyai menyampaikan bahwa pemulihan KLB penyakit Pertusis di Mbua, langkah pertama adalah bantuan sosial, dan selanjutnya langkah pertama pemerintah provinsi, telah men-transfer dana Rp1 miliar ke kas daerah Kabupaten Nduga untuk penanganan KLB. Dan langkah selanjutnya, akan dilakukan pemulihan serta pekan imunisasi kepada anak-anak di Nduga dan secara keseluruhan di pegunungan tengah.
“Berikut akan kita lakukan pengobatan untuk pemulihan, pekan imunisasi bagi kabupaten Nduga dan pegunungan tengah pada keseluruhannya. Waktunnya belum ditentukan, karena ini menyangkut pembiayaan, tapi lebih cepat malah lebih baik,” katanya.
Terhadap bantuan yang diserahkan komunitas PTFI, Giyai menyerahkan langsung kepada pemerintah Nduga. Setelah bantuan diserahkan, Giyai menekankan agar bantuan itu sampai ke masyarakat Mbua tanpa tercecer di tengah jalan.
“Setelah ini saya serahkan ke pemda Nduga untuk diatur bantuan ini sampai ke masyarakat, tidak boleh ada yang tercecer, diatur yang baik. karena ini juga akan menjadi ukuran untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya, akan pula untuk bantuan-bantuan selanjutnya,” tekannya.
Ia juga meminta untuk penanganan KLB penyakit Pertusi, semua pihak termasuk masyarakat, dapat bersatu padu dengan pemerintah untuk sama-sama mengatasi dan mengantisipasi agar kasus KLB tdiak lagi terjadi.
“Saya mengharap masyarakat Nduga bersama pemda Nduga satukan barisan bersatu padu melayani rakyat, bukan hanya distrik Mbua tapi juga distrik yang bisa menimmbulkan hal yang sama pada waktu mendatang,” harapnya. (Saldi Hermanto)