Pemprov Tolak Kelompok Radikal Pimpinan Ja’far Umar Thalib
pada tanggal
Thursday, January 7, 2016

Dari kondisi tersebut, Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Papua Doren Wakerkwa, yang juga merangkap sebagai Penjabat Bupati Kabupaten Keerom dengan tegas, meminta tokoh Laskar Jihad itu bersama anak buahnya untuk hengkang dari Tanah Papua.
“Kelompok ini yang telah mengacaukan keamanan dan ketertiban di Ambon - Provinsi Maluku dan Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah Provinsi Papua nyatakan sikap bahwa yang ingin mengacaukan, mengadu domba Papua keluar dari tanah ini,’’ tegas Wakerkwa saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/1).
Doren mengatakan rakyat Papua di 29 Kabupaten/Kota menolak kelompok tersebut. Mereka tidak boleh tinggal di Papua. Karena keberadaan mereka di Papua akan berdampak buruk bagi provinsi tertimur Indonesia itu.
Untuk itu kata Doren, pihaknya akan melakukan rapat besar-besaran, dan telah melakukan apel gabungan TNI. PoLri dan PNS.
“Kita nyatakan sikap melacak keberadaan orang yang masuk ke Keerom,. Dan kami tidak akan membiarkan mereka melakukan kegiatan di daerah tersebut, dan yang masuk untuk kacauakan daerah ini kelaur dari Keerom,”pintanya dengan nada tegas.
Diungkap Doren, ada dua anggota Laskar Jihad yang telah sampai di Senggi dan sudah ditemukan bom rakitan yang dibawa dan dilingkar di tubuh mereka. “Kepala Distrik sudah usir mereka keluar,”terangnya.
Dijelaskannya 2 dari 60 orang yang sudah masuk di Papua yang dibawah Jafar tidak boleh masuk wilayah Keerom. “Pertemuan ini pun akan diambil sikap mereka tidak boleh tinggal di Keerom maupun di Koya Koso. Informasi yang didapat bahwa mereka mau beli tanah 200 hektar, dan saya sudah minta semua orang asli Papua yang punya tanah di Keerom tidak boleh jual sembarang,”pintanya.
Dirinya menghimbau kepada rakyat Keerom, waspada, karena mereka ingin mengajar dokrin yang salah, dan ingin mengacaukan Papua, padahal kita disini sudah membangun komunikasi yang baik antar agama di Papua.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Jayapura Matius Awaitauw juga menghimbau kepada pemuka agama dan pihak keamanan di Kabupaten Jayapura untuk tidak memberikan ruang bagi kelompok radikal yang sudah masuk.
“Mereka memang sudah ada di Sentani ibukota Kabupaten Jayapura. Kami meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan apa yang nantinya disampaikan oleh kelopok radikal ini. Untuk pihak keamanan kami minta juga untuk memantau setiap gerak-gerik dari kelompok ini,”harapnya.
Sebelumnya, Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe mengklaim ada oknum dan pihak-pihak tertentu yang telah masuk ke Papua dengan tujuan untuk mengacaukan stabilitas keamanan di negeri ini.
“(Ada) oknum tertentu yang datang di Papua dengan tujuan untuk mengacaukan (situasi disini). Karenanya saya minta untuk tinggalkan Papua sebab kami tidak sama dengan provinsi lain di Indonesia”ungkapnya Lukas Enembe di kediamannya kepada wartawan usai pidato akhir tahun.
Sebagai gubernur, dirinya meminta sekali lagi kepada kelompok yang masuk di Papua dengan tujuan untuk mengganggu keamanan dan ketertiban, untuk tinggalkan Papua yang dideklarasikan sebagai Tanah Damai.
Sementara itu menyusul penangkapan dua anggota Laskar Jihad pimpinan Jafar Umar Thalib yang melilit bom rakitan di badan mereka oleh masyarakat di Distrik Senggi, Kabupaten Keerom.
"Mereka ditangkap dilengkapi dengan bom rakitan. Kepala distrik dan masyarakat setempat langsung mengusir keduanya keluar dari Distrik Senggi," kata Penjabat Bupati Kabupaten Keerom, Doren Wakerkwa kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (5/1).
Mengantisipasi kelompok tersebut, kata Doren, Pemerintah Kabupaten Keerom, TNI/Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala kampung, kepala distrik dan elemen masyarakat lainnya akan melakukan pertemuan hari ini (Rabu-red) di Kantor Bupati Keerom.
‘’Hari ini kita lakukan pertemuan besar-besaran dan nyatakan sikap menolak kelompok Ja’far Umar Thalib di Kabupaten Keerom dan Tanah Papua,’’ katanya.
Menurutnya, dalam apel gabungan Senin kemarin, pihaknya sudah memerintahkan TNI/Polri untuk melacak keberadaan kelompok garis keras tersebut.
“Kami tidak akan membiarkan mereka melakukan kegiatan di Keerom,’’tukasnya.
Dari informasi yang didapat oleh Bupati Doren Wakerkwa, kelompok Ja’far Umar Thalib ingin membeli tanah 200 hektar. Oleh karena itu, dirinya menghimbau kepada semua orang asli Papua yang miliki tanah untuk tidak menjual tanah kepada kelompok itu. Bahkan, jika ada kelompok yang ingin membangun mesjid atau mushola harus sesuai prosedur, harus ini Kepala Kampung, Kepala Distrik dan Bupati.
“Saya himbau kepada rakyat keerom, waspada, kelompok Ja’far Umar Thalib ingin mengajar dokrin yang salah, dan ingin mengacaukan papua, padahal kita di sini sudah membangun komunikasi yang baik antar agama di Papua,’’sarannya.(maria fabiola)