-->

Bupati Nduga Didesak Berikan Klarifikasi Kasus Mbua

SAPA (JAYAPURA) - Penyataan Bupati Nduga, Yairus Gwijangge dibeberapa media lokal beberapa hari lalu yang menyebut kasus kematian puluhan anak di Nduga karena penyakit kutukan dikecam legislator Papua, Emus Gwijangge.

Legislator dari daerah pemilihan Nduga itu mendesak Yairus Gwijangge mengklarifikasi pernyataannya. Katanya, tak sepantasnya seorang bupati mengeluarkan statemen seperti itu di media.

"Saya minta bupati mengklarifikasi penyataan itu. Dia tahu darimana itu penyakit kutukan. Jelaskan ke publik apa dasarnya ia menyebut penyakit yang dialami masyarakat Mbua adalah kutukan," kata Emus kepada Sapa, Rabu (20/1).

Katanya, sebagai seorang pimpinan di daerah, tak sepantasnya Bupati Nduga beropini dan menciptakan polemik. Statemen Bupati Yairus dinilai tak etis.

"Statemennya memprovokasi masyarakat. Masyarakat yang meninggal itu memang karena penyakit. Ini sesuai hasil uji laboratirium Kementerian Kesehatan RI," ucapnya.

Menurutnya, jika Bupati Nduga ingin lepas tanggungjawab, tak perlu mengeluarkan statemen provokatif dan mengada-ada. Tak perlu menciptakan polemik di masyarakat.

"Kalau mau lepas tangan dalam kasus Mbua, teru terang saja. Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Mbua, saya mengecam statemen bupati itu. Saya menilai ini ada muatan politik. Kalau masalah perang lalu di Nduga itu sudah selesai. Jangan lagi berpolemik," katanya.

Beberapa hari lalu, sejumlah media lokal memberitakan pernyataan Bupati Nduga, Yairus Gwijangge yang menyebut penyakit di Distrik Mbua ada kaitannya dengan perang saudara beberapa tahun lalu yang belum. diselesaikan secara adat.

“Analisa apa pun terhadap penyakit misterius yang terjadi didaerah saya tidak akan membuahkan hasil. Saya menilai itu penyakit kutukan," kata Yairus.

Ia juga mengakui jik hingga kini belum pernah turun ke Distrik Mbua. Ia hanya memerintahkan Bupati Nduga ke distrik tersebut. Ia juga mengklaim menempatkan tenaga medis di Mbua.

“Saya salah satu korban yang selama ini merasa perang saudara itu belum didudukan secara baik. Hingga imbas dari perang saudara itu kini membawa korban tidak bersalah sampai sekarang, dengan timbulnya penyakit misterius,” ucapnya.

Katanya, solusi penyakit yang dialami masyarakat Distrik Mbua hanya melalui orang-orang yang terlibat dalam perang. Jika perang saudara ini tuntas, dengan sendirinya penyakit yang dianggap kutukan ini akan berhenti.

"Ini penyakit kutukan. Namanya orang Nduga adatnya sangat kuat daripada agama. Biasanya disana Adat dulu dijalankan, baru agama,” katanya. (Arjun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel