Taekwondo Mimika Terancam Gagal Ikut Open Turnamen
pada tanggal
Tuesday, February 2, 2016
SAPA (TIMIKA) - Ketua Pengurus Cabang Taekwondo Indonesia (Pengcab TI) Mimika, Rudi Rauf mengatakan, Taekwondo terancam gagal ikuti Open Turnamen di Semarang pada Februari mendatang akibat tidak jelasnya status Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mimika.
“Bulan Februari ini kami sudah mendapatkan undangan untuk menikuti Open Turnamen di Semarang. Tapi kondisi KONI Mimika yang masih tidak berkembang seperti saat ini, mungkin kami tidak bisa mengikuti Open Turnamen ini,” ujarnya kepada Salam Papua saat pelatihan di Gedung Timika Raya, Jumat (29/1)
Dikatakan Rudi, alokasi dana dalam mengikuti Open Turnamen menjadikan salah satu kendala bagi pihaknya. Meski sudah melakukan berbagai persiapan dengan melakukan pelatihan seperti biasa.
“Kita hanya persiapkan atlet saja, sambil kami melakukan koordinasi dan monitor perkembangan KONI. Kalau bisa KONI bisa segera selesaikan apa yang menjadi masalah selama ini, program kami bisa berjalan. Sehingga mengenai pembinaan atlet terus kami lakukan agar tidak terhenti begitu saja,” terangnya
Namun kata Rudy akan sangat disayangkan jika sampai Taekwondo tidak dapat mengikuti Open Turnamen tersebut, karena menurutnya pengujian kemampuan para atelt dilihat dari keikut sertaan atlet dalam berbagai kejuaraan salah satunya Open Turnamen ini.
“Kita tidak sembarang memilih turnamen juga. Sebab kami selalu melihat dan ikuti turnamen-turnamen yang tingkatannya kejuaraan nasional. Sehingga itu menjadi ukuran latihan kami, kita akan mengetahui sampai dimana kemampuan atlet kami dengan diuji, nah ukurang diuji itulah melalui open turnamen,” terangnya
Tambah Rudy, pihaknya sangat konsisten dengan pembinaan atlet, karena ini menjadi komitmen pihaknya untuk dapat menciptakan atlet berprestasi. Namun disamping itu pihaknya sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah dan juga pihak KONI Kabupaten Mimika.
“Kami butuh sekali keseriusan dari pihak KONI dan pemerintah, untuk segera menyesaikan persoalan didalam KONI. Saya rasa semua caborpun mengharapkan hal yang sama. Kami ingin agar semua bisa berjalan dengan normal kembali,” harapnya.
Selanjutnya Rudi mengatakan dalam olahraga bela diri seperti taekwondo, atlet perlu melakukan sparing patner (uji coba) kemampuan para atlet. Hal ini guna mengetahui perkembangan atlet terhadap ilmu bela diri yang diperoleh selama pelatihan.
“Tentulah masalah program fisik yang kami lakukan sesusai dengan program standar KONI maka sering sebulan tiga sampai empat kali kami lakukan uji coba antar atlet,” ungkap dia.
Dikatakan Rudi, uji coba tanding inipun juga mengarah kepada melatih mental para atlet sehingga mereka selalu lentur dalam gerakan yang telah mereka pelajari.
“Kami perlu melatih mental atlet juga, dengan melakukan Sparing Patner, saat akan melakukan Sparing Patner ini kami pertemukan atlet senior dengan atlet yang junior, nah disini kami memberikan tantangan kepada atlet Junior untuk bisa menantang Seniornya, karena pastinya untuk mengikuti Sparing Patner ini pasti harus ada hasilnya, yaitu kita akan melihat perkembangan atlet Junior, sudah sampai sejauh mana mereka mengusai ilmu yang mereka dapat,” terangnya
Lanjut Rudi, mengenai perkembangkan Taekwondo di Mimika cukup pesat, peminatnya semakin hari-semakin bertambah, kini bermunculan sabuk-sabuk putih, hal ini menunjukan bahwa Taekwondo mendapat apreasi dari masyarakat Mimika .
“Minat Taekwondo bertambah terus, indikatornya semakin hari ada sabuk putih dimana kami sebut sebagai pemula. Target kita kalaupun tidak menjadi atlet berprestasi minimal para atlet bisa berlatih terus sampai memperoleh sabuk hitam, agar bisa menjadi penerus berikutnya,” tutur dia. (Indri Yani Pariury)
“Bulan Februari ini kami sudah mendapatkan undangan untuk menikuti Open Turnamen di Semarang. Tapi kondisi KONI Mimika yang masih tidak berkembang seperti saat ini, mungkin kami tidak bisa mengikuti Open Turnamen ini,” ujarnya kepada Salam Papua saat pelatihan di Gedung Timika Raya, Jumat (29/1)
Dikatakan Rudi, alokasi dana dalam mengikuti Open Turnamen menjadikan salah satu kendala bagi pihaknya. Meski sudah melakukan berbagai persiapan dengan melakukan pelatihan seperti biasa.
“Kita hanya persiapkan atlet saja, sambil kami melakukan koordinasi dan monitor perkembangan KONI. Kalau bisa KONI bisa segera selesaikan apa yang menjadi masalah selama ini, program kami bisa berjalan. Sehingga mengenai pembinaan atlet terus kami lakukan agar tidak terhenti begitu saja,” terangnya
Namun kata Rudy akan sangat disayangkan jika sampai Taekwondo tidak dapat mengikuti Open Turnamen tersebut, karena menurutnya pengujian kemampuan para atelt dilihat dari keikut sertaan atlet dalam berbagai kejuaraan salah satunya Open Turnamen ini.
“Kita tidak sembarang memilih turnamen juga. Sebab kami selalu melihat dan ikuti turnamen-turnamen yang tingkatannya kejuaraan nasional. Sehingga itu menjadi ukuran latihan kami, kita akan mengetahui sampai dimana kemampuan atlet kami dengan diuji, nah ukurang diuji itulah melalui open turnamen,” terangnya
Tambah Rudy, pihaknya sangat konsisten dengan pembinaan atlet, karena ini menjadi komitmen pihaknya untuk dapat menciptakan atlet berprestasi. Namun disamping itu pihaknya sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah dan juga pihak KONI Kabupaten Mimika.
“Kami butuh sekali keseriusan dari pihak KONI dan pemerintah, untuk segera menyesaikan persoalan didalam KONI. Saya rasa semua caborpun mengharapkan hal yang sama. Kami ingin agar semua bisa berjalan dengan normal kembali,” harapnya.
Selanjutnya Rudi mengatakan dalam olahraga bela diri seperti taekwondo, atlet perlu melakukan sparing patner (uji coba) kemampuan para atlet. Hal ini guna mengetahui perkembangan atlet terhadap ilmu bela diri yang diperoleh selama pelatihan.
“Tentulah masalah program fisik yang kami lakukan sesusai dengan program standar KONI maka sering sebulan tiga sampai empat kali kami lakukan uji coba antar atlet,” ungkap dia.
Dikatakan Rudi, uji coba tanding inipun juga mengarah kepada melatih mental para atlet sehingga mereka selalu lentur dalam gerakan yang telah mereka pelajari.
“Kami perlu melatih mental atlet juga, dengan melakukan Sparing Patner, saat akan melakukan Sparing Patner ini kami pertemukan atlet senior dengan atlet yang junior, nah disini kami memberikan tantangan kepada atlet Junior untuk bisa menantang Seniornya, karena pastinya untuk mengikuti Sparing Patner ini pasti harus ada hasilnya, yaitu kita akan melihat perkembangan atlet Junior, sudah sampai sejauh mana mereka mengusai ilmu yang mereka dapat,” terangnya
Lanjut Rudi, mengenai perkembangkan Taekwondo di Mimika cukup pesat, peminatnya semakin hari-semakin bertambah, kini bermunculan sabuk-sabuk putih, hal ini menunjukan bahwa Taekwondo mendapat apreasi dari masyarakat Mimika .
“Minat Taekwondo bertambah terus, indikatornya semakin hari ada sabuk putih dimana kami sebut sebagai pemula. Target kita kalaupun tidak menjadi atlet berprestasi minimal para atlet bisa berlatih terus sampai memperoleh sabuk hitam, agar bisa menjadi penerus berikutnya,” tutur dia. (Indri Yani Pariury)