10.000 Hektar Cetak Sawah Merauke Gagal Panen
pada tanggal
Monday, January 25, 2016

SAPA (MERAUKE) – Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku program 10.000 hektar cetak sawah di Kabupaten Merauke tahun 2015 gagal. Hal itu disebabkan oleh beberapa kendala, terutama alam dan teknis.
“10.000 hektar mengalami penurunan, dan tak terpenuhi,” ungkap Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementan, Surachman Suwardi, Jumat (22/1).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Merauke Mei 2015 lalu, membuat terobosan pertanian di Papua. Merauke diproyeksikan sebagai daerah penghasil padi terbesar di wilayah Papua.
Lanjutnya, Presiden memprogramkan sejuta hektar sawah di Merauke. Untuk merealisasikan program dimaksud, Kementerian Pertanian pun kemudian melakukan revisi target.
“Dalam proses harus secara bertahap dan di tahun 2015 ini kita sudah melakukan revisi target. Revisi awalnya 10.000 hektar,” sebutnya.
Namun berbagai faktor alam dan teknis, rencana 10.000 hektar diturunkan menjadi 6.000, dan selanjutnya turun hingga 2.000 hektar. Demikian, rencana tahap awal 10.000 hektar tak terpenuhi.
“Masalah utamanya el nino. Diperlukan trik dan strategi untuk mensiasati itu. Antara lain penggunaan varietas padi yang dapat ditanam dalam kondisi sulit air,” ujarnya.
Ia menyebut El Nino merupakan kendala alam yang tak terhindar. Namun hal itu dapat diminimalisir dengan beberapa langkah strategi.
“Long storage kekuatannya sampai Agustus bisa nampung air. Kalau sampai Agustus tidak ada upaya konkrit, pasti waktu tanam kita mundur, luas tanam tak tercapai,” katanya.
Dari sisi teknis, jumlah long storage (lambung air) tidak banyak di Merauke. Ia berharap instansi terkait harus mensikapi hal itu. Masalah hak ulayat, status hutan produksi dan hutan konversi, dan vegetasi hutan juga menjadi kendala teknis.
“Kita apresiasi, walaupun dalam kondisi sulit, cetak sawah hingga Desember 2015 mencapai 2.115 hektar. Luar biasa ini, kontribusi Merauke dan Papua nantinya,” ujarnya.
Hambatan lainnya adalah terbatasnya operator dan mekanik alat berat yang berpengalaman dalam mencetak sawah modern, dan pendanaan Provinsi Papua yang telat.
Tambahnya, Kementerian Pertanian tetap menargetkan cetak sawah baru di 2016, yakni Merauke seluas 2.000 hektar, Jayapura 500 hektar, Nabire 1.000 hektar, Mappi 300 hektar, Kerom 700 hektar dan Membramo Raya 100 hektar.
“Itu artinya pemerintah masih menaruh harapan untuk Merauke,” akunya. (emanuel)